Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika atau BAKTI Kominfo akan menyetop pembangunan menara internet BTS atau Base Transceiver Station 4G di wilayah 3T alias tertinggal, terdepan, dan terluas tahun depan. Apakah ini karena sudah ada Starlink?

“Tahun depan tidak ada pembangunan. Kami berfokus menyelesaikan 5.618 menara BTS,” kata Pelaksana tugas alias Plt Direktur Layanan Telekomunikasi dan Informasi Badan Usaha BAKTI Kominfo Yulis Widyo Marfiah dalam acara Ngopi Bareng Kominfo di Jakarta, Jumat (12/7).

Penyetopan pembangunan menara BTS tersebut bukan karena sudah ada Starlink. Hal ini karena BAKTI Kominfo memang menargetkan pembangunan 5.618 BTS selama 2021 – 2024.

Dari jumlah tersebut, tersisa 630 menara BTS yang belum terbangun di wilayah Indonesia Timur seperti Papua. “Tantangan utamanya kondisi keamanan dan keadaan geografis,” kata Yulis.

BAKTI Kominfo pun berfokus menyelesaikan pembangunan 630 menara BTS tersebut dengan menerapkan tahapan sebagai berikut:

  • Tahap 1 : 148 lokasi
  • Tahap 2 : 220 lokasi
  • Tahap 3 : 180 lokasi
  • Tahap 4 : 75 lokasi

Starlink Sediakan Internet di Daerah 3T

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pada Juni menyatakan, keberadaan Starlink membuat Indonesia tidak perlu lagi berinvestasi membangun memiliki menara BTS.

“Sekarang enggak perlu ada BTS, sudah ada Starlink. Buat apa lagi?” kata Luhut dalam acara Ngobrol Seru: Ngobrol yang Paten-paten Aja Bareng Menko Marves, secara virtual, pada awal Juni (4/6).

Luhut mengatakan, Starlink akan membuat layanan kesehatan dan pendidikan menjadi lebih baik. Sebab, Starlink akan mengurangi jumlah wilayah blank spot atau yang belum terjangkau internet, khususnya di daerah 3T.

“Kalau wilayah blank spot semakin berkurang, komunikasi bisa lebih bagus lagi ke daerah-daerah terpencil, untuk memberikan layanan kesehatan dan pendidikan,” ujar dia.

Plt Direktur Layanan Telekomunikasi dan Informasi Badan Usaha BAKTI Kominfo Yulis Widyo Marfiah pun menyampaikan, teknologi seperti satelit yang dipakai Starlink tidak dapat dibendung.

“Perkembangannya cukup pesat,” kata dia. Meski begitu, ia menegaskan bahwa penyetopan pembangunan menara BTS bukan karena Starlink, melainkan masih menunggu kebijakan pemerintahan baru.

Ia mengatakan bahwa posisi BAKTI Kominfo terhadap pemanfaatan teknologi satelit perlu pertimbangan. Sebab, instansi sudah bekerja sama dengan penyedia layanan internet atau internet service provider (ISP) lokal yang sudah ada.

“Harus tetap ada nasionalisme. Kasihan industri yang sudah tumbuh di nasional,” ia menambahkan. Selain itu, menurut dia perlu mempertimbangkan isu keamanan data dalam penggunaan teknologi baru.

Reporter: Lenny Septiani