Apple melakukan Pemutusan Hubungan Kerja alias PHK terhadap sekitar 100 pegawai akhir pekan lalu (28/8). PHK ini berdampak terhadap dividi layanan di Apple Books dan Bookstore, serta Apple News.
PHK tersebut merupakan keempat kalinya tahun ini. Apple total melakukan PHK terhadap lebih dari 800 karyawan di berbagai divisi.
Gelombang PHK pertama Apple berdampak terhadap 121 karyawan yang bekerja di San Diego, California. Hal ini terjadi karena Apple menutup kantor tersebut.
Kantor itu berisi Tim Anotasi Operasi Data yang dibuat untuk mengerjakan proyek artificial intelligence alias kecerdasan buatan (AI), salah satunya Siri. Meski banyak yang di-PHK, sejumlah karyawan ditawari untuk pindah ke kantor Apple di Austin dengan posisi yang sama.
PHK berikutnya pada pertengahan tahun ini, Apple melakukan dua gelombang PHK akibat dua proyek besarnya, yakni Apple Car dan Micro-LED untuk Apple Watch. PHK ini menyebabkan lebih dari 600 karyawan kehilangan pekerjaan.
Meski empat kali melakukan PHK tahun ini, jumlah karyawan yang dipecat oleh Apple jauh lebih sedikit ketimbang perusahaan lain seperti Meta yang mencapai ribuan.
Sebelum memasuki 2024, Apple dikenal sebagai perusahaan yang jarang melakukan PHK dan bahkan masuk dalam kategori tempat kerja terbaik. Setelah melakukan empat kali PHK dalam kurun waktu setahun, Apple menempati posisi ke-39 dalam daftar tahunan Glassdoor.
Sumber Bloomberg yang bekerja di Apple yakni Mark Gurman mengatakan, PHK itu menunjukkan bahwa Apple mulai berfokus pada prioritas lain. “Saya kira beberapa prioritas baru ini termasuk terjunnya perusahaan ke dalam XR atau Extended Reality lewat Apple Vision Pro,” kata dia.
Prioritas lain yakni Apple Intelligence.