CEO Tesla Elon Musk akhirnya memperkenalkan mobil tanpa sopir dan berencana membuat aplikasi taksi online sebagaimana tersedia di Gojek dan Grab. Ia belum mengumumkan nama resmi dari produk ini, namun dia menyebutnya Robotaxi dan Cybercab.
Orang terkaya di dunia versi Bloomberg itu menyampaikan mobil tanpa sopir Cybercab akan diproduksi pada 2026. Kendaraan ini akan dibanderol US$ 30 ribu atau Rp 469 juta (kurs Rp 15.624 per US$).
Biaya operasional menggunaka mobil tanpa sopir Robotaxi atau Cybercab itu 20 sen per mil.
Dalam acara ‘We Robot’ di studio Warner Bros dekat Los Angeles, California, pada Kamis (10/10), Elon Musk menyampaikan bahwa perusahaan berencana membuat aplikasi pemesanan taksi tanpa sopir.
“Pemilik bisa memanggil mobil tanpa sopir itu menggunakan aplikasi. Mereka juga bisa memperoleh ulang dengan menyewakan dengan mendaftarkan kendaraan mereka sebagai Robotaxi,” demikian dikutip dari Reuters, Jumat (11/10).
Namun ia tidak memerinci apakah pemilik yang menyewakan layanan taksi tanpa sopir itu sebagai mitra maupun potensi pengenaan biaya bagi hasil seperti Gojek dan Grab di Indonesia.
Rencana Elon Musk meluncurkan mobil tanpa sopir sudah diutarakan sejak 2015. Saat itu, ia menjanjikan Tesla bakal menyediakan kendaraan otonom dalam tiga tahun atau pada 2018. Namun janji ini belum terwujud.
Elon Musk kemudian mengatakan kepada investor pada 2019, bahwa satu juta mobil tanpa sopir untuk Robotaxi akan tersedia pada 2020. Akan tetapi, Tesla lebih berfokus menyediakan kendaraan dengan ukuran lebih kecil dan murah untuk mengatasi penurunan permintaan.
Rencana Elon Musk itu akhirnya terwujud pada Oktober 2024. Namun Cybercab baru akan diproduksi pada 2026 atau paling lambat 2027.
Teknologi yang rumit dan regulasi yang ketat membuat perusahaan yang masuk ke pasar taksi tanpa sopir merugi miliaran dolar. Meski begitu, beberapa perusahaan terus maju, termasuk General Motors, Cruise, Amazon, Zoox dan perusahaan Cina WeRide.
Elon Musk mengandalkan kamera dan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) untuk menjalankan Full Self-Driving atau FSD agar biaya tetap rendah. Namun, FSD, yang membutuhkan perhatian pengemudi secara terus-menerus, telah menghadapi pengawasan regulasi dan hukum dengan sedikitnya dua kecelakaan fatal yang melibatkan teknologi tersebut.
"Kami berharap dapat memulai FSD tanpa pengawasan yang sepenuhnya otonom di Texas dan California tahun depan,” kata Elon Musk. "Itu dengan Model 3 dan Model Y."
Elon Musk tidak memerinci apakah robotaxi akan menggunakan teknologi baru atau bergantung pada FSD.