Instagram akan mengurangi kualitas video yang jarang ditonton. Kualitas video bakal ditingkatkan lagi, jika jumlah penonton meningkat.
“Secara umum, kami ingin memberi video berkualitas tertinggi untuk ditonton. Kalau video itu tidak ditonton dalam waktu lama, karena biasanya ramai penonton itu pada awal diunggah, kami bakal menurunkan kualitas video,” kata Head of Instagram Adam Mosseri lewat Instagram Story, Rabu (30/10).
Kualitas video akan kembali meningkat, jika semakin banyak ditonton oleh pengguna lain. Namun mutu video tetap rendah, jika pengguna menonton saat internet lambat.
“Jadi banyak aspek penyebabnya, sistem kami dinamis,” ujar Mosseri.
Induk Instagram yakni Meta sebenarnya sudah menyampaikan akan memakai konfigurasi baru terkait video, yakni bergantung pada popularitas. Informasi ini menimbulkan tanda tanya konsumen.
Pengguna kemudian meminta penjelasan Adam Mosseri. Mosseri menjelaskan keputusan ini berada pada level agregat atau keseluruhan, bukan level individual.
“Kami condong ke kualitas yang lebih tinggi bagi kreator yang menghasilkan lebih banyak penayangan. Ini bukan ambang batas biner, melainkan skala geser,” kata Mosseri, dilansir dari TechCrunch.
Kualitas difokuskan pada video dengan jumlah penayangan yang tinggi, karena pengodean yang lebih intensif, serta penggunaan CPU dan penyimpanan yang lebih mahal untuk file yang lebih besar.
Namun sejumlah pengguna menilai kebijakan itu mendiskriminasi kreator konten yang baru akan memulai. Menanggapi hal ini, Mosseri menilai kualitas video tidak berhubungan dengan upaya menarik penonton.
“Ini memang harus diperhatikan, tapi dalam praktiknya, ini tidak terlalu penting. Perubahan kualitas tidak terlalu berpengaruh pada interaksi video, dan interaksi bisa berdasarkan konten video yang orisinal daripada kualitas videonya,” ujar Mosseri.