Pesaing Google asal Rusia yakni Yandex menyatakan berminat untuk berinvestasi pusat data alias data center di Indonesia. Padahal, platform pencarian ini hampir diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo yang kini bernama Komdigi.

“Salah satu perusahaan yang mau berinvestasi yakni Yandex,” kata Wakil Menteri Kementerian Komunikasi dan Digital atau Komdigi Nezar Patria, saat ditemui di The Tribrata, Jakarta, Senin (11/11).

Perwakilan Yandex bertemu dengan Komdigi pada Kamis (7/11). Kementerian juga bertemu dengan perwakilan Microsoft, perusahaan teknologi asal Amerika.

Nezar menyatakan Yandex belum memerinci nilai investasi yang akan digelontorkan di Indonesia. “Namun mereka tertarik membangun infrastruktur seperti pusat data, serta pengembangan talenta digital dan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI),” kata dia.

Akan tetapi, ia menegaskan perusahaan asal Rusia itu harus mematuhi peraturan, termasuk pencegahan peredaran konten negatif.

Komdigi, saat masih bernama Kominfo, sempat berencana memblokir platform Yandex pada Januari 2023. Hal ini karena dua remaja di Makassar yang membunuh seorang anak, terinspirasi situs penjualan organ manusia di Yandex.

"Yandex menempati urutan pertama sebagai browser paling tidak aman menurut survei yang dilakukan oleh situs ExpressVPN," kata Usman Kansong, yang pada Januari 2023 menjabat Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, kepada Katadata.co.id.

Usman mengatakan bila berdasarkan hasil pendalaman Yandex tak memenuhi kriteria berdasarkan ketentuan perundangan-undangan, maka mereka bakal memblokir platform ini.

Reporter: Amelia Yesidora