Perhimpunan Hubungan Masyarakat (Perhumas) mengatakan saat ini dunia humas menghadapi sejumlah tantangan berupa kemajuan pesat kecerdasan buatan (AI), kompleksitas isu-isu global, dan arus komunikasi yang luar biasa.
Ketua Perhumas, Boy Kelana Soebroto mengatakan kondisi ini membuat kebutuhan pengetahuan yang komprehensif, pemahaman lintas budaya, dan solusi inovatif menjadi hal yang penting.
“Kita harus menjunjung tinggi nilai-nilai komunikasi yang bertanggung jawab, terlebih dalam era teknologi dan AI. Tetap berpedoman pada integritas, transparansi, akuntabilitas, dan etika pekerjaan,” kata Boy dalam pembukaan acara World Public Relations Forum (WPRF) 2024 yang terselenggara di Bali, pada Selasa (19/11).
Menurutnya, humas yang profesional tidak hanya ditugaskan untuk navigasi informasi, namun memastikan pengaruh yang diberikannya dapat mendatangkan kebaikan yang lebih besar.
“Entah itu mengatasi tantangan misinformasi, menjembatani kesenjangan budaya, atau memajukan kebaikan sosial,” ujarnya.
WPRF merupakan acara yang diselenggarakan oleh Global Alliance for Public Relations and Communications Management, Perhumas, dan Katadata Indonesia pada 19-22 November 2024 di Nusa Dua, Bali, Indonesia. Acara ini merupakan forum bertemunya para praktisi humas profesional dan komunikasi di dunia.
Boy menyebut gelaran WPRF di Bali ini merupakan kali pertama bagi Indonesia menjadi tuan rumah. Dia mengatakan acara ini bukan hanya tonggak sejarah bagi Perhumas dan Indonesia, namun juga momen penting bagi komunitas humas global.
Dia mengatakan WPRF sebagai ajang bagi para humas untuk terus berkembang baik dalam membentuk narasi global, menumbuhkan pemahaman, dan membangun kepercayaan lintas batas.
“Forum ini menawarkan kesempatan yang tidak ternilai untuk terlibat dalam dialog, berbagi keahlian, dan memperkuat ikatan sebagai humas profesional yang berkomitmen untuk kebaikan bersama,” ucapnya.
Acara ini akan dihadiri lebih dari 1.400 peserta selama empat hari rangakaian WPRF. Agenda ini juga menghadirkan total 37 pembicara internasional dan 41 pembicara nasional. Ada perwakilan dari 22 negara yang mengikuti WPRF, termasuk dari Australia, Bangladesh, Prancis, Jerman, Amerika Serikat, Arab Saudi, Nigeria, dan Afrika Selatan.