Indonesia menempati urutan kedua di Asia Tenggara setelah Vietnam sebagai negara yang paling banyak mengalami serangan siber oleh hacker atau peretas sejak awal tahun, menurut data Kaspersky.
Perusahaan keamanan siber yang berbasis di Rusia itu mendeteksi dan memblokir lebih dari 24,2 juta serangan oleh hacker ke Asia Tenggara sejak awal tahun.
Peretas menyerang perangkat menggunakan malware yang disebar melalui drive USB yang dapat dilepas, CD dan DVD, atau oleh file yang awalnya masuk ke komputer seperti file terenkripsi.
Malware atau malicious software adalah perangkat lunak alias software yang dibuat dengan tujuan menyusup ke perangkat yang dapat menyebabkan kerusakan, atau mencuri data.
Rincian negara dengan jumlah serangan siber oleh hacker terbanyak di Asia Tenggara sejak awal tahun sebagai berikut:
- Vietnam: 10.531.086
- Indonesia: 7.954.823
- Thailand: 2.650.007
- Malaysia: 1.965.270
- Filipina: 687.567
- Singapura: 501.148
Menurut Kaspersky, penyebab serangan siber yakni meningkatnya digitalisasi di sektor keuangan, e-commerce, dan industri lainnya, sehingga memperluas permukaan serangan bagi pelaku kejahatan.
Di satu sisi, banyak bisnis yang belum sepenuhnya sadar akan pentingnya praktik keamanan digital, seperti pemanfaatan software keamanan tingkat lanjut dan pembatasan akses pada perangkat penyimpanan yang dapat dilepas.
General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky Yeo Siang Tiong menyarankan perusahaan atau individu rutin memindai komputer secara teratur untuk mencari virus dan malware guna mencegah penyebaran.
Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi serangan siber oleh hacker sebagai berikut:
- Perbarui perangkat lunak: Pastikan semua perangkat menggunakan perangkat lunak terkini untuk mencegah eksploitasi kerentanan.
- Cadangkan data secara rutin: Pastikan data dapat diakses dengan cepat dalam situasi darurat.
- Hindari perangkat lunak ilegal: Jangan gunakan perangkat lunak bajakan atau dari sumber yang tidak tepercaya.
- Audit akses rantai pasokan: Kaji akses pihak ketiga untuk mencegah potensi ancaman.
- Pantau akses dan aktivitas: Gunakan visibilitas jaringan untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan dan kelola akses pengguna dengan ketat.
- Bangun SOC (Security Operations Center): Gunakan alat seperti Kaspersky Unified Monitoring Platform atau Kaspersky Next XDR Expert untuk memantau insiden keamanan.
- Gunakan Threat Intelligence: Dapatkan informasi terkini tentang ancaman siber untuk melindungi organisasi Anda.
- Edukasi karyawan: Tingkatkan literasi keamanan siber melalui platform pelatihan seperti Kaspersky Automated Security Awareness Platform.
- Pertimbangkan layanan terkelola: Jika tidak memiliki tim TI khusus, gunakan layanan seperti Kaspersky MDR untuk meningkatkan keamanan.
- Gunakan solusi sederhana untuk bisnis kecil: Kaspersky Small Office Security menawarkan perlindungan hemat biaya dengan konsep "instal dan lupakan."