Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah atau Kemendikdasmen menyatakan pemrograman atau coding dan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) akan masuk dalam kurikulum sekolah dasar atau SD pada tahun pelajaran 2025 - 2026. Namun CEO Nvidia Jensen Huang menilai anak-anak tidak perlu belajar coding.
Mendikdasmen Abdul Mu’ti menyampaikan pembelajaran coding dan AI penting, karena sebagai bagian dari upaya mempersiapkan generasi muda yang kompetitif dan mampu bersaing di kancah global.
Menurut dia, keterampilan seperti coding dan AI akan sangat membantu anak-anak Indonesia menghadapi tantangan di tengah pesatnya perkembangan teknologi.
“Banyak negara maju memulai pengajaran teknologi tinggi seperti coding dan AI sejak dini. Kami juga berencana memperkenalkan pembelajaran ini mulai dari SD, dengan rencana menjadikannya sebagai mata pelajaran pilihan pada tahun ajaran 2025-2026,” kata Menteri Mu’ti dikutip dari keterangan pers, Jumat (29/11).
Ia menyadari ada pro dan kontra terkait kebijakan itu. "Meskipun ada beberapa pendapat yang mengatakan literasi dasar lebih penting, kami percaya penguasaan teknologi justru akan mendukung perkembangan literasi dan numerasi anak-anak kita,” ia menambahkan.
Wamendikdasmen Atip Latipulhayat menambahkan, seperti halnya pendidikan mengenai teknologi ruang angkasa yang diperkenalkan di Amerika Serikat sejak 1970-an, kementerian ingin memastikan generasi muda Indonesia tidak tertinggal dalam hal penguasaan teknologi.
“Coding dan AI bukanlah hal yang menakutkan, justru mereka akan membuka peluang besar bagi anak-anak untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi," ujar Atip.
CEO Nvidia Sebut Anak-anak Tak Perlu Belajar Coding
Dalam acara World Government Summit di Dubai pada awal tahun, CEO Nvidia Jensen Huang menyatakan bahwa coding bukan lagi keterampilan penting pada tahap awal revolusi AI.
Alasannya, AI bisa menangani coding. "Dengan begitu, manusia dapat berfokus pada keahlian yang lebih berharga seperti biologi, pendidikan, manufaktur, atau pertanian," kata orang terkaya kesembilan di dunia itu, dikutip dari Tom's Hardware pada Februari.
Jensen Huang berpendapat orang dewasa sudah harus berhenti mengatakan bahwa anak-anak harus belajar coding. "Kebangkitan AI berarti kita dapat mengganti bahasa pemrograman dengan perintah bahasa manusia, sehingga memungkinkan setiap orang menjadi programmer. AI akan membunuh coding," ujar dia.
“Tugas kami adalah menciptakan teknologi komputasi yang tidak mengharuskan siapa pun untuk membuat program. Dan bahasa pemrograman adalah manusia,” kata Jensen Huang kepada para peserta konferensi. “Semua orang di dunia sekarang menjadi programmer. Inilah keajaiban AI."
Meski begitu, menurut dia orang-orang masih harus mengetahui tentang bagaimana dan kapan menerapkan pemrograman AI. Oleh karena itu, Huang menegaskan bahwa sangat penting untuk meningkatkan keterampilan setiap orang.
Analis industri teknologi Patrick Moorhead menyampaikan selama 30 tahun lebih dirinya mendengar bahwa beragam teknologi disebut akan mematikan coding. "Namun kita belum memiliki cukup banyak programmer," ujar dia melalui X atau Twitter menanggapi pernyataan Jensen Huang.