Beralih ke AI, 41% Perusahaan di Dunia akan Pangkas Karyawan di 2030

Unsplash
Survei World Economic Forum (WEF) menunjukkan 41% perusahaan dunia berniat untuk merampingkan tenaga kerja mereka karena AI mengotomatisasi tugas-tugas tertentu.
Penulis: Hari Widowati
10/1/2025, 16.04 WIB

Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) akan datang untuk mengambil pekerjaan Anda. Survei World Economic Forum (WEF) menunjukkan 41% perusahaan dunia berniat untuk merampingkan tenaga kerja mereka karena AI mengotomatisasi tugas-tugas tertentu.

Dari ratusan perusahaan besar yang disurvei di seluruh dunia, 77% juga mengatakan mereka berencana untuk melatih ulang dan meningkatkan keterampilan pekerja mereka yang ada antara tahun 2025-2030. Tujuannya, agar pekerja dapat bekerja dengan lebih baik bersama dengan AI.

Temuan itu dipublikasikan dalam Laporan Masa Depan Pekerjaan WEF. Namun tidak seperti edisi 2023, laporan tahun 2024 tidak menyebutkan sebagian besar teknologi, termasuk AI, diperkirakan akan berdampak positif bagi jumlah pekerjaan.

“Kemajuan dalam AI dan energi terbarukan membentuk kembali pasar (tenaga kerja). Hal ini mendorong peningkatan permintaan untuk banyak peran teknologi atau spesialis," kata WEF dalam siaran pers menjelang pertemuan tahunan di Davos akhir bulan ini, seperti dikutip CNN.

Laporan WEF juga menyebutkan, kemajuan AI menyebabkan penurunan kebutuhan terhadap bidang pekerjaan lain, seperti desainer grafis.

Saadia Zahidi, Direktur Pelaksana WEF, menyoroti peran AI generatif dalam membentuk kembali industri dan tugas-tugas di semua sektor. Teknologi ini dapat membuat teks, gambar, dan konten lain sebagai respons terhadap permintaan dari pengguna.

Petugas layanan pos, sekretaris eksekutif, dan juru tulis penggajian termasuk di antara pekerjaan yang diperkirakan akan mengalami penurunan jumlah paling cepat dalam beberapa tahun mendatang. Penyebabnya bukan hanya karena perkembangan AI tetapi ada juga tren lain yang menyebabkan profesi itu berkurang.

“Kehadiran desainer grafis dan sekretaris hukum yang berada di luar sepuluh besar pekerjaan yang mengalami penurunan tercepat, sebuah prediksi yang belum pernah ada di edisi-edisi sebelumnya dari Laporan Masa Depan Pekerjaan WEF," demikian dikutip CNN dari laporan tersebut, Rabu (8/1). Hal ini menunjukkan peningkatan kapasitas GenAI dalam melakukan pekerjaan berbasis pengetahuan.

Keterampilan AI Semakin Diminati

Sebaliknya, keterampilan AI semakin diminati. Hampir 70% perusahaan berencana untuk mempekerjakan pekerja baru dengan keterampilan untuk merancang alat dan peningkatan AI. Sebanyak 62% perusahaan yang disurvei berniat merekrut lebih banyak orang dengan keterampilan untuk bekerja lebih baik bersama AI.

Laporan tersebut mengatakan dampak utama dari teknologi, seperti AI generatif pada pekerjaan mungkin terletak pada potensi mereka untuk meningkatkan keterampilan manusia melalui kolaborasi manusia-mesin. Terutama, mengingat pentingnya keterampilan yang berpusat pada manusia.

Namun, banyak pekerja telah digantikan oleh AI. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa perusahaan teknologi, termasuk layanan penyimpanan file Dropbox dan aplikasi pembelajaran bahasa Duolingo, menyebut AI sebagai alasan mereka untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).