ByteDance Dilaporkan Menyerah, TikTok Akan Diblokir Mulai 19 Januari di Amerika

Freepik.com
Cara Menghasilkan Uang di TikTok
Penulis: Desy Setyowati
16/1/2025, 06.40 WIB

Perusahaan asal Cina ByteDance dilaporkan menyerah atas kebijakan Amerika, sehingga TikTok berpotensi diblokir pada 19 Januari. Bagaimana nasib pengguna?

“TikTok berencana menutup operasional di Amerika pada Minggu, ketika larangan federal mulai berlaku, kecuali penangguhan pada menit-menit terakhir,” kata beberapa orang yang mengetahui masalah tersebut, dikutip dari Reuters, Rabu (15/1).

Washington Post melaporkan Presiden Amerika terpilih Donald Trump, yang masa jabatannya dimulai pada 20 Januari, mempertimbangkan untuk mengeluarkan perintah eksekutif guna menangguhkan pelaksanaan penblokiran TikTok.

Penangguhan tersebut kabarnya akan dilakukan selama 60 hingga 90 hari. Surat kabar tersebut tidak mengatakan bagaimana Trump dapat melakukannya secara hukum.

Undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Amerika Joe Biden pada April 2024 mengamanatkan larangan unduhan TikTok baru di toko aplikasi jika ByteDance gagal menjual aplikasi ini maksimal pada 19 Januari.

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan Presiden Joe Biden tidak memiliki rencana untuk ikut campur tangan dalam menangguhkan pemblokiran TikTok.

Senator AS Ed Markey meminta persetujuan bulat untuk memperpanjang batas waktu bagi ByteDance mendivestasikan TikTok selama 270 hari, tetapi Senator Republik Tom Cotton memblokir usulan ini.

Nasib Pengguna TikTok Setelah Diblokir

Aplikasi TikTok tidak akan langsung hilang dari ponsel pengguna pada 19 Januari. Namun ByteDance tidak akan dapat mengeluarkan pembaruan aplikasi, yang pada akhirnya bakal membuat platform menjadi tidak berguna.

Kemudian layanan hosting internet ke TikTok akan disetop. Aplikasi video pendek ini tidak dapat diakses melalui peramban internet di AS, kecuali pengguna menggunakan VPN.

Sumber Reuters mengatakan TikTok berencana memberi pengguna opsi untuk mengunduh semua data, sehingga dapat mencatat informasi pribadi setelah pemblokiran.

“Jika dilarang, TikTok berencana agar pengguna dapat melihat pesan pop-up yang mengarahkan mereka ke situs web berisi informasi tentang larangan,” kata dia.

Pengguna TikTok kecewa atas keputusan Mahkamah Agung Amerika. Sebab, beberapa di antaranya sudah mengumpulkan jumlah pengikut yang banyak atau berkarier lewat aplikasi ini.

"TikTok memberi isyarat bahwa bendera putih itu sangat mengecewakan dan menyedihkan," kata salah satu pengguna TikTok Joonsuk Shin, seorang manajer penelitian dan pembuat konten yang berbasis di New York.

Beberapa pengguna menyerukan boikot aplikasi seperti Instagram dan Facebook milik Meta serta X kepunyaan Elon Musk. Tujuannya, untuk menarik pengiklan yang sering menggunakan TikTok.

"Kita semua perlu menghapus akun Facebook, X, dan Instagram pada hari yang sama," kata seorang pengguna.