Israel Bayar Google dan YouTube Rp 736 M untuk Propaganda Sangkal Kelaparan Gaza
Israel disebut bekerja sama dengan Google dan YouTube dengan nilai kontrak US$ 45 juta atau Rp 736 miliar (kurs Rp 16.374 per US$) selama enam bulan. Kontrak ini kabarnya memuat pembuatan iklan propaganda bahwa tidak ada krisis kelaparan di Gaza, Palestina.
Menurut laporan Drop Site News, Israel membayar Google untuk iklan di YouTube dan platform iklan Display & Video 360. Kerja sama dilakukan pada 2 Maret, setelah pemerintah Israel mengumumkan blokade total terhadap masuknya pangan, obat-obatan, bahan bakar, dan bantuan kemanusiaan lainnya ke Gaza.
Beberapa jam setelah pengumuman blokade, anggota parlemen Israel mempertanyakan kesiapan pemerintah menghadapi dampak opini publik internasional, sehingga salah satu opsi yang diberikan yakni kampanye digital untuk menjelaskan tak ada kelaparan dan menyajikan data.
Kontrak yang diteken dengan Google sejak Juni itu menyebut kampanye tersebut sebagai hasbara, yakni istilah dalam bahasa Ibrani yang berarti hubungan masyarakat atau propaganda.
Menurut laporan, iklan tersebut dikelola lewat YouTube dan platform Google Display dan Video 360. Salah satunya, video propaganda Kementerian Luar Negeri Israel di YouTube menyatakan, “Ada makanan di Gaza. Klaim lain adalah kebohongan.”
Video itu ditonton lebih dari 6 juta kali, sebagian besar berkat iklan berbayar dalam kampanye tersebut, dilansir dari Drop Site News, Kamis (4/9).
Selain Google, pemerintah Israel menggelontorkan US$ 3 juta untuk iklan di platform X atau Twitter dan sekitar US$ 2,1 juta kepada perusahaan periklanan Prancis-Israel Outbrain/Teads. Kampanye ini juga melibatkan influencer asal Amerika.
Kampanye itu tercatat bertepatan dengan laporan PBB yang menyatakan kelaparan di Gaza semakin parah. Pada Agustus, badan pangan dunia IPC atau Integrated Food Security Phase Classification menetapkan status ‘famine’, alias bencana kelaparan di Gaza dan memproyeksikan kondisi serupa akan terjadi di Deir al-Balah dan Khan Younis.
“Kelaparan ini sepenuhnya buatan manusia, dapat dihentikan dan dibalikkan,” kata IPC dalam laporan resminya. Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) memperingatkan Gaza berada di ambang kelaparan masif.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 367 warga Palestina, termasuk 131 anak-anak, meninggal akibat kelaparan dan malnutrisi sejak perang dimulai.