Surge dan MyRepublik berhasil keluar sebagai pemenang lelang frekuensi 1,4 GHz Kementerian Komunikasi dan Digital atau Komdigi. Keduanya memenangkan lelang pembagian bagi zona I, II, dan III Komdigi, mengalahkan Telkom.
Surge alias PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) mengikuti lelang frekuensi atas nama anak usaha PT Telemedia Komunikasi Pratama. Emiten milik adik Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo itu berhasil memenangkan Regional I dengan nilai penawaran tertinggi Rp 403 miliar.
PT Telemedia Komunikasi Pratama kini menguasai 80 MHz spektrum yang mencakup zona-zona strategis di Pulau Jawa hingga Indonesia Timur.
Sementara itu, yaitu PT Eka Mas Republik alias MyRepublic berhasil memenangkan dua wilayah besar sekaligus, yakni Regional II dan Regional III.
Pada Regional II, anak usaha PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) itu unggul dengan penawaran Rp 300 miliar. Di Regional III, MyRepublic kembali keluar sebagai pemenang dengan nilai Rp 100 miliar.
Secara total, MyRepublic menguasai 190 MHz spektrum pada zona wilayah 1, 2, 3, 8, dan 15 di regional II, serta zona wilayah 11, 12, 13, dan 14 di regional III.
Frekuensi 1,4 GHz ditujukan untuk penggelaran jaringan akses nirkabel pita lebar berbasis teknologi Time Division Duplex (TDD). Teknologi ini memungkinkan operator menyediakan layanan internet tetap (fixed wireless access) dengan kecepatan tinggi namun tetap efisien.
Komdigi berharap penggunaan pita itu dapat meningkatkan fleksibilitas operator dalam menyediakan layanan internet berbasis jaringan pita lebar berkualitas tinggi, seperti layanan internet rumah 100 Mbps dengan tarif yang terjangkau.
Profil Surge
Surge merupakan perusahaan digital di bawah PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI), yang menawarkan layanan periklanan, produk, dan layanan digital, serta jaringan serat optik melalui berbagai anak perusahaannya.
Pada akhir 2024, adik Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo menjadi salah satu investor. Hashim masuk ke WIFI melalui akuisisi 45% saham induk usaha Surge, PT Investasi Sukses Bersama.
Melansir dari laman resmi, Surge awalnya didirikan dengan nama PT Lucaffe Indonesia di Jakarta Selatan pada 2012. Kegiatan bisnis pertama kali merupakan penjualan kopi dengan merek Lucaffe.
Pada 2019, Surge mengakuisisi PT Kreasi Kode Digital yang bergerak di bidang pengembangan produk digital. Usai akuisisi tersebut, PT Solusi Sinergi Digital kini berfokus pada infrastruktur jaringan serat optik, produk, dan layanan digital, serta jaringan serat optik.
Melalui anak usaha, PT Integrasi Jaringan Ekosistem atau ‘Weave’, Surge bekerja sama dengan PT KAI (Persero) dalam mengembangkan jaringan serat optik di sepanjang rel kereta api Pulau Jawa. Kedua perusahaan merambah jangkauan pembangunan ke Pulau Sumatra.
Pada 2019, keduanya menyusun kontrak jangka panjang untuk pemasangan, pengoperasian, dan pengelolaan serat optik di sepanjang rel kereta api milik KAI sepanjang 4.000 kilometer. Adapun, total jaringan serat optik yang telah digarap Surge mencapai 5.724 kilometer.
Surge tercatat menawarkan sahamnya kepada publik untuk pertama kalinya dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia atau BEI pada 30 Desember 2020 dengan kode ticker WIFI.
Jajaran direksi Surge terdiri dari Direktur Utama Yune Marketatmo, Direktur Jaringan Moh Mustaghfirin, Direktur Komersial Erwin Tanjung, dan Direktur Teknologi Shandy Ong. Kemudian, Dewan Komisaris diisi oleh Komisaris Utama Hermansjah Haryono dan Komisaris Independen Doni Satiaji Soetadi.
WIFI atau Surge mencatatkan laba bersih mencapai Rp 277,91 miliar pada kuartal kedua tahun ini, melesat 155% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan usaha perseroan naik 66% dari Rp 308 miliar menjadi Rp 513,46 miliar, sedangkan beban turun dari Rp 129,64 miliar menjadi Rp 121 miliar.
Profil MyRepublic
MyRepublic merupakan merek di bawah PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), yang berfokus pada bisnis penyediaan internet dan TV berbayar yang dikelola oleh dua anak usahanya, yakni PT Innovate Mas Indonesia dan PT Eka Mas Republik.
Keduanya merupakan entitas anak tidak langsung PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (“DSSA”) melalui kepemilikan di PT DSSA Mas Sejahtera.
PT DSSA merupakan emiten Grup Sinar Mas, menjabat sebagai salah satu pilar bisnis di sektor energi dan infrastruktur. PT DSSA alias MyRepublik mendaftar lelang frekuensi 1,4 GHz Komdigi melalui anak usahanya PT Eka Mas Republik.
DSSA menjalankan kegiatan usahanya melalui empat bisnis utama, yaitu pertambangan dan perdagangan batubara, penyediaan tenaga listrik, teknologi, serta perdagangan pupuk dan bahan kimia.
Kegiatan usaha multimedia yang dilakukan oleh PT Innovate Mas Indonesia dan PT Eka Mas Republik termasuk dalam lini bisnis teknologi DSSA.
DSSA atau MyRepublic dan Surge alias WIFI mengalahkan Telkom dalam lelang frekuensi 1,4 GHz.