Liputan Khusus | SAFE Forum 2021

Survei KIC: Konsumen Bersedia Bayar Mahal untuk Produk Berkelanjutan

Katadata
Survei KIC bertajuk “Katadata Consumer Survey on Sustainability” dipresentasikan dalam Katadata Safe 2021.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Yuliawati
24/8/2021, 14.04 WIB

Sebagian besar konsumen di Indonesia bersedia membeli membeli produk berkelanjutan meskipun harus merogoh kocek lebih dalam. Berdasarkan survei Katadata Insight Center (KIC), tingkat kesetujuan konsumen untuk membayar lebih tinggi/mahal mencapai skor 6,54 (skala 10).

Survei KIC bertajuk “Katadata Consumer Survey on Sustainability” tersebut merangkum pendapat 3.631 responden dari seluruh Indonesia.  Survei dilakukan secara online pada responden berusia berusia 17-60 tahun, pada 30 Juli-1 Agustus 2021.

“Konsumen memang sensitif dengan harga, namun skor di atas 6 ini cukup menggembirakan,” kata Head of Katadata Insight Center, Adek Media Roza, dalam webinar SAFE Forum 2021 yang diselenggarakan Katadata, Selasa (24/8).

Skor yang lebih tinggi diberikan oleh responden pada pernyataan “membeli produk berkelanjutan karena dianggap menguntungkan” (7,91) dan “bersedia membeli produk yang dibuat oleh merek atau perusahaan yang diyakini memiliki gerakan cinta lingkungan dan kesehatan” (7,61).

Adek mengatakan bahwa harga produk memang menjadi pertimbangan penting yang dikemukakan 66% responden. Namun, sebanyak 82,7% menyatakan kebutuhan atau kegunaan produk tersebut merupakan yang utama.

Selanjutnya, faktor yang menjadi pertimbangan adalah kualitas, rasa atau bahan (53,4%) dan ulasan pelanggan (28,1%), yang terkait dengan meningkatnya tren belanja online.

Survei ini juga mengungkap bawah 74,5% konsumen pernah berbelanja secara online, meski aktivitas belanja dengan berkunjung ke lokasi penjualan tetap dilakukan. Adapun yang hanya berbelanja dengan mengunjungi toko, pasar,mall atau supermarket dalam tiga bulan terakhir hanya mencapai 24,5% responden.

Peluang Produk Berkelanjutan

Sebanyak 62,9% responden survei mengaku pernah membeli produk berkelanjutan. Dari kelompok responden ini, 56,7% membeli makanan, diikuti produk rumah tangga (47,8%) dan pakaian (37,4%).

Konsumen membeli produk-produk tersebut dengan berbagai alasan. "Ternyata 60,5% konsumen ingin berkontribusi dalam melestarikan bumi, selanjutnya adalah suka/puas menggunakan produk ramah lingkungan (41,3%),” ujar Adek.

Adapun dari kelompok 37,1% responden yang belum pernah membeli produk berkelanjutan atau ramah lingkungan beralasan bahwa produk tersebut tidak tersedia di sekitar lingkungan mereka (50,8%) dan kurang mendapat informasi tentang produk berkelanjutan (44,0%).

“Nah, ini adalah peluang bagi pelaku industri. Produsen hendaknya memastikan ketersediaan produk, karena pasarnya ada,” Adek menambahkan.

Ia juga mengatakan, selain ketersediaan, perlu sosialisasi dan edukasi pentingnya penggunaan produk berkelanjutan. Responden yang tidak memahami makna “produk berkelanjutan” biasanya tidak tahu apakah barang yang mereka beli adalah produk berkelanjutan atau bukan.