Pertama dalam 8 Tahun, Emisi Gas Rumah Kaca Jepang Meningkat

Unsplash
Cara Kerja di Jepang
21/4/2023, 16.32 WIB

Emisi gas rumah kaca Jepang naik 2% per tahun dper Maret 2022. Kementerian Lingkungan Jepang mencatat nilai emisi naik dari 1,15 miliar ton karbon dioksida per 2021 menjadi 1,17 miliar metrik ton karbon dioksida tahun lalu. Hal tersebut sekaligus menjadi peningkatan pertama setelah delapan tahun terakhir.

Pemerintah Negeri Sakura mengatakan naiknya emisi seiring dengan meningkatnya aktivitas industri yang sempat turun pada pandemi Covid-19 lalu. Adapun emisi GRK Jepang sempat mengalami penurunan paling dalam pada periode 2020/2021, sejak pencatatan perdana pada 1990/1991. 

“Peningkatan di periode 2021/2022 disebabkan dorongan konsumsi energi yang merefleksikan pemulihan ekonomi dari kemerosotan sejak pandemi Covid-19,” ujar Fumio Ito, salah satu direktur Kementerian Lingkungan Jepang dilansir dari Reuters

Meski emisi Negara Sakura meningkat, nilainya masih lebih rendah 3% dari masa prapandemi, yakni periode 2019/2020. Fumio melihat ini sebagai sebuah kemajuan menuju target emisi 2030.

Sebagai emitor GRK terbesar kelima di dunia, Jepang menargetkan pengurangan emisi hingga 46% pada 2030, dari basis emisi 2013. Bila ini tercapai, emisi GRK pada 2030 akan mencapai 0,76 miliar ton.

"Kami tidak optimis ataupun pesimis untuk mencapai target emisi GRK 2030. Kami harus maju dengan stabil dalam langkah-langkah kami untuk memenuhi target."

Laporan ini menjelaskan emisi Jepang melonjak setelah pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima hancur pada 2011. Warga pun kembali bergantung pada bahan bakar fosil. Emisi GRK mencapai puncaknya pada periode 2013/2014 dengan nilai 1,4 miliar ton, sebelum akhirnya berkurang dengan menggunakan energi terbarukan dan energi nuklir.

Lebih lanjut ada 1,03 triliun kWh listrik yang dihasilkan pada pada periode 2021/2022. Reuters mencatat mayoritas tenaga listrik di Negara Matahari Terbit diperole dari tenaga panas, senilai 72,8%. Nilai ini berkurang 3,5% dari periode sebelumnya.

Sumber energi selanjutnya adalah energi terbarukan dengan porsi 20,3% atau meningkat 0,5 poin dari tahun sebelumnya. Terakhir, energi nuklir menyumbang 6,9% listrik di Jepang. Jumlah tersebut naik 3 poin dari tahun sebelumnya. 

Reporter: Amelia Yesidora