Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia menyampaikan komitmennya untuk menerapkan praktik ekonomi yang berkelanjutan. Perusahaan barang konsumen yang bergerak cepat itu (fast moving consumer goods/FMCG) terus berinovasi demi menekan emisi karbon yang dihasilkan dari proses produksi hingga rantai pasok secara keseluruhan.
Dalam Katadata Sustainability Action for The Future Economy 2023 (SAFE 2023) di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa (26/9), Public Affairs, Communication & Sustainability Director for Indonesia and PNG Coca-Cola Europacific Partners, Lucia Karina, menyampaikan ambisi perusahaan dalam penggunaan setidaknya 100 persen energi berkelanjutan untuk wilayah operasional Indonesia pada 2030. Perusahaan juga memasang target net zero emission pada 2040.
Upaya untuk mendorong proses bisnis yang berkelanjutan ini diterjemahkan ke lima program, yakni sustainable ingredients; proses manufaktur yang terdiri dari penggunaan energi berkelanjutan dan efisiensi operasional: customer dan packaging yang merujuk ke pemakaian recycled PET packaging; serta closing the loop bottle to bottle, serta pengembangan komunitas dengan menerapkan konservasi lingkungan sekaligus praktik ekonomi sirkular.
Dari sisi penggunaan energi berkelanjutan, misalnya, CCEP Indonesia memilih berinvestasi pada panel surya. “Karena kami tidak sewa instalasi PLTS Atap dari orang lain, dan itulah kenapa nilai investasinya cukup besar. Pertanyaan kenapa kami pakai sendiri, karena dengan memiliki sendiri, kami jadi lebih memiliki tanggung jawab terhadap apa yang ada,” ujar Karina dalam sesi “Innovating Industries in Low Carbon”.
CCEP Indonesia dalam proses produksinya juga berupaya untuk menggunakan energi secara efisien. Terkait air misalnya, menurut Lucia, bahan baku tersebut tanpa disadari turut menyumbang emisi karbon. Maka, perusahaan secara cermat menghitung jumlah air yang digunakan.
“Ini supaya tidak ada satupun yang terlewat dari (penggunaan) air tersebut. Air itu harus bisa didaur ulang, dan dimanfaatkan semaksimal mungkin. Termasuk kami investasi juga ke teknologi reverse osmosis dan teknologi yang lain,” katanya.
Ia menambahkan, perusahaan turut menerapkan teknologi otomatisasi berbasis sensor pada mesin produksi untuk menghemat penggunaan energi listrik.
CCEP Indonesia juga menempuh upaya dekarbonisasi dari area akar rumput. Perusahaan mendukung para pemasoknya dengan memberikan bimbingan dan pelatihan terkait upaya mereduksi karbon. Targetnya, pada tahun 2030 seluruh pemasok sudah mempunyai peta jalan untuk pengurangan emisi karbon
“Dan, mereka sudah apply 100 persen carbon emission. Ini bukan main-main targetnya,” katanya.
Sustainability Action for The Future Economy (SAFE) adalah forum tahunan yang diselenggarakan oleh Katadata sejak 2020. SAFE menjadi wadah untuk membahas solusi pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Menghadirkan lebih dari 40 pembicara ahli dan profesional, serta target seribu peserta dari kalangan profesional, penggiat, praktisi dan peminat di pembangunan dan bisnis berkelanjutan, SAFE 2023 menyatukan semua pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, perusahaan, akademisi hingga organisasi masyarakat sipil untuk mengeksplorasi tindakan nyata menuju ekonomi berkelanjutan di Indonesia.