Indonesia mengajak negara ASEAN untuk memerangi permasalahan sampah plastik yang dibuang ke darat dan laut. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) ad Interim, Erick Thohir, mengatakan perlu ada aksi regional untuk menangani masalah itu.
Erick menyampaikan, volume sampah baik di darat dan di lautan mengalami peningkatan pesat selama beberapa tahun terakhir. Menurut perkiraan, enam negara anggota ASEAN yaitu Indonesia, Thailand, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Singapura menghasilkan total 243 juta ton sampah pada tahun 2016.
“Oleh karena itu, konferensi ini merupakan momentum yang baik bagi kita untuk berbagi pandangan dan mengembangkan kesamaan di antara negara-negara anggota ASEAN menuju negosiasi perjanjian plastik global, dengan mengakui kompleksitas permasalahan dalam mengatasi polusi plastik laut,” kata Erick melalui video sambutan dalam acara ASEAN Conference for Combating Plastic Pollution (ACCPP), di Jakarta, Selasa (17/10).
Sejak 2018, Erick mengatakan, pemerintah Indonesia telah menetapkan komitmen nasional yang kuat untuk mengurangi sampah plastik di laut melalui subsidi sebesar 70% pada tahun 2025.
“Dalam empat tahun terakhir sejak tahun 2018 hingga tahun 2022, kita telah berhasil mengurangi sekitar 36% mengurangi aliran sampah plastik ke laut dan upaya kami berada pada jalur yang tepat untuk mencapai pengurangan sebesar 40% pada akhir tahun 2023,” kata dia.
Dia menyadari target itu ambisius sehingga perlu kerja keras untuk mencapainya dalam dua tahun ke depan. Untuk itu, Erick mengatakan, Indonesia perlu melakukan penguatan kerja sama dengan negara super partner.
“Bersama-sama kita dapat membuat perbedaan yang berarti,” tuturnya.
Kerja Sama Swasta
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menyampaikan, pengurangan sampah plastik di laut tiap tahunnya bertambah 8%. Untuk itu, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves Nani Hendiarti optimis target pengurangan sampah plastik yang dibuang ke laut sebesar 70% pada 2025 bisa tercapai.
“Tahun lalu kan sudah mencapai 36%, jadi setiap tahun itu bertambah sekitar 8% pengurangannya," ujarnya di sela acara ASEAN Conference for Combating Plastic Pollution (ACCPP) di Jakarta, Selasa (17/10)
Dia mengatakan, pengurangan sampah akan mencapai 10% per tahun jika didukung oleh mitra lain. Oleh sebab itu, dia optimistis target pengurangan sampah sebesar 70% pada 2025 bisa tercapai.
Dia mengatakan, optimisme itu juga disinyalir karena adanya kerja sama serta dukungan dari 18 Kementerian atau Lembaga (K/L) dan stakeholder lainnya. Selain itu, penanganan sampah juga didukung oleh sektor swasta.
“Jadi ini ada sektor swasta juga yang mulai banyak mensupport, jadi bukan hanya 18 K/L tadi, tapi juga mitra-mitra lainnya termasuk masyarakat,” ujar dia