Polusi udara Provinsi DKI Jakarta masih buruk meskipun hujan sudah sudah membasahi ibu kota beberapa hari terakhir. Kualitas udara Jakarta masuk dalam kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif pagi ini, Senin (6/11).
Situs pemantauan kualitas udara, IQAir, menunjukkan indeks kualitas udara mencapai 139. Kualitas udara Jakarta merupakan terburuk ketujuh dunia, dibawah Lahore, Pakistan; Delhi, India; Kolkata, India; Mumbai, India; Dhaka Bangladesh; dan Karachi Pakistan.
Data IQAir pada pukul 09.00 WIB menunjukkan konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 1,9 kali di atas nilai panduan kualitas udara tahunan WHO. PM2.5 atau particulate matter 2.5 adalah partikel udara yang berdiameter lebih kecil dari atau sama dengan 2,5 µm (mikrometer).
Partikel ini memiliki risiko kesehatan yang paling besar di antara pengukuran polusi udara lainnya. PM2.5 dapat bersumber dari asap kendaraan bermotor, hasil pembakaran pembangkit listrik, proses industri, asap pembakaran, asap rokok. PM2.5 juga dapat terbentuk dari reaksi kimia polutan di udara/atmosfer, di antaranya sulfur dioksida, nitrogen oksida, ammonia, black carbon, debu mineral, yang bereaksi dengan air dan materi organik lainnya.
Sedangkan cuaca di Jakarta pada Senin pagi ini cerah dengan suhu 31 derajat celcius, kelembapan 84%, kemudian gerak angin 11,2 kilometer per hour, dan tekanan sebesar 1012 milibar (mb).
Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyebutkan, kualitas udara ibu kota masuk kategori sedang pada Minggu (5/11) pukul 15.00 WIB. Angka partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 berdasarkan indeks standar pencemar udara (ISPU) berada pada angka 74.
El Nino Berlanjut hingga Februari
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa El Nino masih akan berlanjut hingga Februari 2024. Terdapat enam sektor yang paling terdampak dari fenomena El Nino tersebut.
"BMKG dan beberapa Pusat Iklim Dunia memprediksi El Nino terus bertahan pada level moderat hingga periode Desember 2023-Januari-Februari 2024, sementara IOD Positif akan terus bertahan hingga akhir tahun 2023," ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam keterangan tertulis, Kamis (2/11).
Dia mengingatkan dampak lanjutan dari kombinasi El Nino dan IOD positif yang menjadi pemicu kekeringan di Indonesia. Dampak lanjutan tersebut mempengaruhi sejumlah sektor, yaitu:
1. Pertanian
Dwikorita mengatakan, El Nino dapat mengurangi produksi tanaman pangan. Pengurangan produksi akibat terganggunya siklus masa tanam, gagal panen, dan kurangnya ketahanan jenis tanaman atau penyebaran hama yang aktif pada kondisi kering.
2. Sumber daya air
Dwikorita mengatakan, situasi ini berakibat pada berkurangnya sumber daya air bagi kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya.
3. Kehutanan
Dia mengatakan, El Nino juga menyebabkan sejumlah hutan dan lahan terbakar. Kebakaran juga menyebabkan kualitas udara menjadi buruk.
4. Perdagangan
El Nino berdampak pada pangan karena gagal panen menyebabkan suplai bahan pokok menjadi berkurang. Hal itu mengakibatkan sejumlah harga bahan pokok naik.
5. Energi
El Nino juga berdampak pada berkurangnya sumber daya negeri khususnya dari Pembangkit Listrik Tenaga Air..
6. Kesehatan
El Nino meningkatkan risiko kesehatan karena berkaitan dengan sanitasi dan ketersediaan air bersih untuk dikonsumsi. Bagi daerah yang mengalami kebakaran hutan dan lahan, kondisi ini juga dapat berakibat pada polusi udara dan memicu terjadinya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).