Otoritas IKN Luncurkan Strategi Net Zero Emission Nusantara di COP28

ADB
Bambang Susantono, Kepala Otoritas Ibu Kota Negara (OIKN) resmi meluncurkan Strategi Net Zero Emission Nusantara di perhelatan KTT Iklim PBB COP28 di Dubai, pada Minggu (3/12).
Penulis: Hari Widowati
3/12/2023, 14.11 WIB

Otoritas Ibu Kota Negara (OIKN) Nusantara resmi meluncurkan Strategi Net Zero Emission Nusantara di perhelatan KTT Iklim PBB COP28 di Dubai, pada Minggu (3/12). IKN Nusantara tidak hanya bertekad mencapai Net Zero Emission pada 2045 tetapi juga menjadi kota dengan emisi karbon negatif.

Kepala OIKN Bambang Susantono mengatakan dokumen Strategi Net Zero Emission Nusantara menandai tonggak penting dalam perjalanan ibu kota baru Indonesia menuju masa depan yang berkelanjutan. Dokumen ini menunjukkan komitmen Nusantara dalam upaya global untuk mempercepat aksi iklim.

Bambang menyebutkan bahwa dampak krisis iklim meluas jauh melampaui kota, memengaruhi semua orang melintasi batas-batas geografis dan politik. UN-Habitat melaporkan bahwa kota mengonsumsi sekitar 78% energi dunia dan bertanggung jawab ataslebih dari 60% emisi gas rumah kaca, meskipun hanya menempati kurang dari 2% permukaan
permukaan bumi.

Fakta ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak bagi kota-kota untuk meningkatkan upaya mereka untuk mengendalikan emisi dan berkontribusi lebih signifikan terhadap tujuan nol global.

"Sebagai ibu kota hutan lestari pertama di dunia, Nusantara tidak hanya akan menjadi kota hijau biasa, tetapi juga menjadi mercusuar harapan dan tindakan menuju masa depan yang berkelanjutan," ujar Bambang dalam pidatonya di Peluncuran Nusantara Net Zero Strategy 2045, di ADB Pavilion, Expo City Dubai, Uni Emirat Arab, pada Minggu (3/12).

Ambisi Nusantara adalah untuk mencapai nol emisi pada tahun 2045 merupakan bukti dedikasi OIKN untuk memerangi perubahan iklim. Tujuan ini selaras dengan tujuan Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060.

OIKN bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk mempersiapkan jalur tujuan ambisius menjadi tindakan yang spesifik dan terukur. "Tindakan utama ini adalah transformasi 65% dari luas lahan kami, yang sebagian besar berupa hutan monokultur, menjadi hutan tropis yang rimbun," ujarnya.

Transformasi ini, yang dicapai melalui proses reboisasi yang ekstensif, tidak hanya tentang menanam pohon; tetapi juga meremajakan dan melestarikan ekologi. Hutan tropis yang baru ini akan bertindak sebagai penyerap karbon utama, sehingga berkontribusi secara signifikan terhadap upaya mitigasi iklim.

Pada saat yang sama, upaya ini akan memungkinkan Nusantara berkontribusi positif terhadap alam, dengan meningkatkan keanekaragaman hayati di Kalimantan.

Nusantara sebagai Kota Spons

Bambang mengungkapkan Nusantara akan menggunakan teknologi canggih untuk memastikan pengelolaan sumber daya yang efisien, sambil menggunakan solusi berbasis alam yang inovatif. Salah satu contohnya adalah mengembangkan Nusantara sebagai kota spons. Artinya, kota tersebut dirancang untuk menyerap, memurnikan, dan menggunakan kembali air hujan melalui permukaan yang dapat ditembus, infrastruktur hijau, dan solusi penyimpanan air yang efisien.

Pendekatan semacam itu sangat penting dalam memitigasi banjir dan meningkatkan kualitas air, sekaligus meringankan beban sistem drainase konvensional. Dengan semua tindakan ini, Nusantara tidak hanya bertekad untuk mencapai emisi nol nol pada 2045, tetapi juga memiliki potensi besar untuk menjadi kota dengan emisi karbon negatif.

"Inisiatif berani ini didukung oleh Strategi Net Zero Emission yang akan kami luncurkan hari ini dengan judul resmi Kontribusi Regional dan Lokal Nusantara. Strategi ini mencerminkan tekad kami untuk memenuhi target iklim sekaligus menjawab tantangan unik yang dihadapi oleh ibu kota baru ini," kata Bambang.

Strategi ini akan memainkan peran penting dalam mendukung upaya Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan beradaptasi dengan lanskap iklim yang terus berubah. Aksi-aksi di tingkat kota ini selaras dengan program Peningkatan Kontribusi Nasional yang Ditingkatkan (ENDC).

"Saya mengucapkan terima kasih kepada mitra utama kami, Pemerintah Australia dan Bank Pembangunan
Development Bank (ADB), atas dukungan dan kerja sama yang tak ternilai," kata Bambang. Setelah resmi meluncurkan strategi NZE tersebut, OIKN juga menyerukan aksi kolektif dari semua pemerintah daerah di seluruh dunia untuk mengambil langkah tegas dan berdampak untuk mengatasi ancaman lingkungan yang terus meningkat.