Kementerian Perindustrian tengah menjalin kerja sama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dalam menyusun green katalog. Dengan demikian, produk lokal dan berkelanjutan akan menjadi prioritas dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, Andi Rizaldi, mengatakan hal itu menjadi cara untuk mendorong produk berkelanjutan.
"Selanjutnya green market bisa menyeluruh baik di tingkat korporasi maupun masyarakat umum,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (5/12).
Dia mengatakan, peningkatan kebutuhan terhadap produk industri hijau perlu diikuti dengan upaya pemerintah dalam memperkuat ekosistem hijau secara menyeluruh. Hal itu termasuk di sektor tekstil dan produk tekstil (TPT).
Andi mengatakan, Kementerian Perindustrian memfasilitasi penerapan Standar Industri Hijau (SIH) di sejumlah perusahaan manufaktur.
“Kami menyiapkan balai-balai kami dalam menjadi mitra tranformasi dari industri melalui penyediaan jasa industri sebagai infrastruktur mutu sekaligus infrastruktur sustainability,” kata Andi di Jakarta, Selasa (5/12).
Kemenperin mencatat terdapat enam industri tekstil yang telah bersertifikat industri hijau pada 2023. Sementara, sejak 2017 hingga tahun 2022, telah ada 71 perusahaan industri yang telah memenuhi seluruh persyaratan teknis dan manajemen standar industri hijau serta berhak menggunakan logo industri hijau.
“Hasil evaluasi dari program implementasi sertifkasi industri hijau di tahun 2022 lalu diperoleh beberapa manfaat yang bisa dirasakan, yaitu penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 37 persen, Overal Equipment Effectiveness (OEE) sebesar 10 persen, efisiensi material input sebesar 13 persen, efisiensi air sebesar 21 persen, dan efisiensi energi sebesar 28 persen,” ujar Andi.
Perusahaan berbondong-bondong beralih ke industri hijau beberapa waktu belakangan. Seperti di Amerika Serikat, sebagaian perusahaan asal Amerika Serikat kini sudah memanfaatkan energi hijau.
Estee Lauder Companies Inc. merupakan perusahaan yang menggunakan energi hijau dengan persentase tertinggi. Berdasarkan data dari Enviromental Protection Agency (EPA), penggunaan energi hijau tahunan di perusahaan yang menghasilkan produk perawatan kulit, kosmetik, parfum, dan perawatan rambut itu mencapai 91,84 juta kWh (Kilowatt-hour). Angka itu setara dengan 139% penggunaan energi hijau dari total penggunaan listrik perusahaan.