Lapisan kabut asap beracun menyelimuti ibu kota Bangladesh, Dhaka, ketika indeks kualitas udara anjlok ke dalam kategori berbahaya. Polusi udara yang buruk juga terjadi di New Delhi, ibu kota India.
Kualitas udara di Dhaka, salah satu kota terpadat di dunia dengan lebih dari 20 juta penduduk, telah memburuk seiring dengan maraknya proyek-proyek besar dan penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan. Kondisi ini menimbulkan masalah kesehatan bagi banyak orang.
"Kami sering menderita asma, demam, dan alergi ketika mengoperasikan becak di jalanan. "Hal ini seringkali sangat menyakitkan," kata Rafiq Mondal, yang menarik kendaraan roda dua tradisional untuk mencari nafkah, seperti dikutip Reuters, Rabu (27/12).
Gambar-gambar dari drone yang dilengkapi dengan kamera menunjukkan kabut asap pada pukul 09.00 waktu setempat yang menempatkan Dhaka di posisi teratas di antara kota-kota paling tercemar di dunia. Indeks IQAir menunjukkan udara di Dhaka masuk kategori "berbahaya" dengan indeks sebesar 325.
Namun, kondisi Dhaka sedikit membaik ketika indeks turun menjadi 177, dalam kisaran "tidak sehat", pada pukul 13.35. Pemerintah kota menyemprot jalanan dengan air untuk membantu mengendapkan debu, namun warga meminta upaya yang lebih besar.
"Polusi udara mulai memakan korban," kata salah seorang warga, Wasim Akhter. "Dengan semua proyek besar seperti jalur kereta bawah tanah metro, ada banyak bahan bangunan di mana-mana... Langkah-langkah harus diambil dengan lebih serius."
Ketika kabut asap sempat membuat Sydney setara dengan New Delhi, Bank Dunia mendesak Bangladesh untuk berkoordinasi lebih erat dengan negara-negara tetangganya di Asia Selatan untuk membersihkan udara.
Polusi udara, yang sering kali merupakan campuran dari partikel padat, tetesan cairan dan gas, menyebabkan sekitar seperlima kematian dini di negara ini setiap tahunnya, demikian dikatakan dalam sebuah laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Laporan tersebut menyebutkan bahwa beberapa daerah di Dhaka memiliki tingkat partikel halus sebanyak 20 kali lipat dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Di New Delhi, ibu kota India, polusi juga tinggi, dengan angka indeks 378. Dewan Pengendalian Polusi Pusat menyebut peringkat kualitas udara di New Delhi "sangat buruk".
Menurut kantor berita ANI, lebih dari 100 penerbangan ditunda dan layanan kereta api terganggu oleh kabut yang menyelimuti di tengah suhu 11 derajat Celcius.