Isu seputar Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LST) atau biasa dikenal dengan Environmental, Social, and Governance (ESG) telah menjadi perhatian utama masyarakat dan pemerintah dalam beberapa tahun terakhir. Namun, persepsi masyarakat dalam menilai kebijakan dan upaya pemerintah dalam isu ESG cenderung lebih rendah.
Hal itu tercantum dalam hasil survey yang dilakukan Tim Continuum-INDEF dan Populix. Dua lembaga tersebut melakukan mendalam terhadap data yang mencerminkan kesadaran masyarakat terhadap isu ESG dengan meluncurkan “Indeks Konsumen Indonesia Report: Awareness Masyarakat terhadap Isu Lingkungan”.
Survei Populix menemukan bahwa, mayoritas responden sudah memiliki pengetahuan dan kesadaran yang tinggi pada topik dan isu-isu ESG. Namun, persepsi responden dalam menilai kebijakan dan upaya pemerintah dalam isu ESG cenderung lebih rendah.
Dari topik lingkungan, isu kendaraan listrik memiliki persepsi yang positif, tetapi keinginan untuk beralih dan meninggalkan bahan bakar fosil masih rendah di antara para responden. Sementara untuk topik sosial, ketenagakerjaan menjadi isu yang menjadi perhatian masyarakat.
Responden cenderung menilai bahwa kondisi pasar kerja di Indonesia belum terlalu baik. Pada topik tata kelola, pengetahuan mengenai isu KKN sudah baik, tetapi persepsi terhadap upaya pemerintah dalam memerangi KKN masih cenderung kurang efektif.
“Perbedaan dalam tingkat pendidikan dan status ekonomi menghadirkan nuansa yang menarik dalam pemahaman terhadap isu-isu ESG," kata Social Research Manager Populix, Nazmi Haddyat Tamara, melalui siaran pers, Selasa (23/1).
Nazmi mengatakan, responden dengan tingkat pendidikan lebih tinggi menunjukkan pemahaman yang lebih mendalam terkait topik ketenagakerjaan dan keamanan siber. Begitu juga pada tingkat ekonomi, dimana responden dengan ekonomi tinggi lebih proaktif dalam menghadapi polusi udara dengan langkah-langkah perlindungan diri yang lebih lanjut.
Lingkungan (Environment)
Selama periode observasi Oktober-November 2023, mobil listrik menjadi pusat perhatian dalam perbincangan lingkungan, mengungguli perbincangan seputar polusi udara dan energi terbarukan. Mayoritas responden masih belum memiliki berencana untuk mengadopsi kendaraan listrik dalam kehidupan sehari-hari meskipu cenderung melihat kendaraan listrik sebagai solusi potensial untuk meningkatkan kualitas udara.
Selain itu, polusi udara menjadi perhatian utama dengan fokus pada kondisi udara di Jakarta, dampaknya, dan perasaan masyarakat terhadap isu tersebut. Meskipun ada persepsi bahwa kondisi udara di Jakarta telah membaik, perbedaan pandangan muncul antara hasil survei dan analisis media sosial.
"Faktor ekonomi juga memainkan peran, dengan responden berpendapatan tinggi memiliki akses ke lingkungan yang lebih bersih," Nazmi.
Sosial (Social)
Isu-isu sosial menjadi fokus perbincangan utama, dengan tiga isu utama yang dibahas yakni, ketenagakerjaan, hak asasi manusia (HAM), dan isu tahun politik.
Ketenagakerjaan mendominasi perbincangan dengan lebih dari 110 ribu pembahasan selama periode observasi. Ini mencerminkan ketidakpuasan masyarakat pada kesulitan mencari pekerjaan, upah yang dianggap rendah, nasib guru honorer, dan keinginan untuk gaji lebih tinggi.
Respon dari media sosial dan survei menunjukkan kekecewaan terhadap kondisi pasar kerja, khususnya terkait kebijakan dan upaya pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja, serta melindungi hak pekerja. Sulitnya mempertemukan antara pencari kerja dan lapangan kerja yang sesuai juga menjadi perhatian, dengan faktor seperti ekspektasi gaji yang tinggi dan persyaratan pekerjaan yang spesifik.
Tata Kelola (Governance)
Tata kelola yang mencakup luasnya ruang isu tata kelola perusahaan dan negara. Fokus pada isu-isu tata kelola yang banyak diperbincangkan. Hal-hal yang banyak diperbincangkan yaitu kebebasan berpendapat dan keamanan siber (cybersecurity), intimidasi terhadap jurnalis, konflik Rempang, dan kebocoran data pada tahun 2023.
Selain itu, maraknya kasus korupsi, melibatkan pejabat tinggi negara, menjadi perhatian utama responden dan mencerminkan ketidakpuasan masyarakat terhadap praktik korupsi yang merugikan negara.
Secara keseluruhan, perbincangan yang tinggi mengenai isu sosial dan tata kelola mencerminkan kepedulian dan kesadaran masyarakat terhadap perkembangan yang terkait dengan kebebasan berpendapat, keamanan siber, dan tata kelola baik di tingkat perusahaan maupun negara.
Indeks ini dianalisa menggunakan data primer dan sekunder berdasarkan beberapa indikator yang telah ditentukan. Analisis data primer dilakukan dengan metode big data analytics oleh Tim Continuum-INDEF dengan kolaborasi metode survei oleh Populix.