Tumpahan minyak yang menodai garis pantai Tobago di Karibia masuk ke perairan Grenada dan berpotensi berdampak pada negara tetangga, Venezuela. Kabar ini disampaikan oleh Sekretaris Utama Tobago Farley Augustine, delapan hari setelah Penjaga Pantai Trinidad dan Tobago menemukan tumpahan minyak dari kapal yang terbalik.
Menurut laporan Reuters, pemilik dan asal kapal yang terbalik itu belum dapat dikonfirmasi. "Sebagian dari tumpahan minyak tersebut telah bergerak sekitar 144 km ke Laut Karibia dengan kecepatan 14 km per jam," kata Augustine kepada Reuters, pada Kamis (15/2).
"Sekarang (tumpahan minyak) itu telah memasuki perairan teritorial Grenada," kata pejabat tersebut, setelah sebuah penerbangan oleh Penjaga Udara Trinidad dan Tobago mengkonfirmasi jarak tumpahan minyak dan negara-negara yang mungkin terkena dampak.
Kementerian luar negeri Trinidad dan Tobago serta Grenada tidak membalas permintaan komentar dari Reuters. Pihak berwenang di Grenada, Panama, Aruba, dan Guyana telah dihubungi oleh Trinidad dan kelompok regional Caricom untuk dimintai informasi sebagai bagian dari penyelidikan tentang asal kapal, tujuan dan kepemilikan, serta kapal tunda yang menyertainya.
Menurut penelitian awal, kapal tersebut berangkat dari Panama menuju Guyana. Wakil Presiden Guyana Bharrat Jagdeo mengatakan kepada para wartawan bahwa Trinidad telah meminta informasi dari Guyana tentang tujuan kapal tersebut. "Jika kami memiliki kapasitas, maka kami bersedia untuk berbagi dengan tetangga kami," ujar Jagdeo, pada Kamis (16/2).
Venezuela menyatakan mereka memantau tumpahan minyak tersebut serta menghubungi Trinidad untuk mengkoordinasikan tindakan tanggap darurat. Menteri Energi Trinidad Stuart Young bertemu dengan Wakil Presiden Venezuela Delcy Rodriguez di Caracas pada hari Kamis (15/2). Namun, tujuan pertemuan itu tidak diungkapkan.
Kebocoran Minyak Belum Bisa Dihentikan
Augustine mengatakan kapal yang terbalik itu terus mengalami kebocoran bahan bakar, tetapi situasinya sekarang sudah terkendali dengan perimeter 12 m yang didukung oleh boom di sekitar reruntuhan kapal. "Kami tidak dapat menutup kebocoran, kecuali kami memiliki informasi tentang berapa banyak bahan bakar yang ada di dalam tongkang atau apa isinya, kami tidak dapat bergerak maju, kecuali melakukan penahanan dan skimming," ujarnya.
Kementerian keamanan nasional Trinidad mengatakan masih belum diketahui apakah ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Sebuah kapal tunda dan tongkang dengan nama yang diungkapkan oleh pemerintah Trinidad diidentifikasi dalam gambar satelit yang diambil tiga hari sebelum kejadian di Laut Karibia, seperti ditinjau oleh TankerTrackers.com. Menurut layanan pemantauan, kapal-kapal tersebut sedang menuju ke St. Vincent dan Grenadines.
Para penanggap pertama dan sukarelawan telah berusaha untuk mengatasi tumpahan minyak dan mengurangi dampaknya terhadap satwa liar Tobago. "Burung dan hewan laut telah terkena dampaknya, sehingga pihak berwenang melanjutkan upaya penyelamatan dan pembersihan untuk mengembalikan mereka ke habitatnya," kata Augustine.