Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mendeteksi 383 titik panas yang tersebar di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Dengan demikian, pihak terkait diimbau melakukan penanganan sesuai prosedur.
"Sebanyak 383 titik panas ini terpantau sepanjang Rabu (17/4) kemarin mulai pukul 01.00 hingga 24.00 Wita," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan BMKG Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Kamis (18/4).
Sebaran titik panas ini telah disampaikan ke pihak terkait seperti Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Penyelamatan dan Pemadaman Kebakaran baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota agar dapat dilakukan tindakan lebih lanjut.
Jumlah titik panas sebanyak itu mengalami peningkatan ketimbang hari sebelumnya, Selasa (16/4), yang terpantau 203 titik dan tersebar pada enam daerah, yakni Kota Bontang (7), Kabupaten Paser (1), Kutai Barat (23), Kutai Timur (93), Kutai Kartanegara (53), dan Kabupaten Berau (26) titik.
Sedangkan 383 titik panas yang terpantau kemarin tersebar pada enam daerah yakni Kota Samarinda (1), Bontang (3), Kabupaten Kutai Barat (23), Kutai Timur (211), Kutai Kartanegara (103), dan Kabupaten Berau sebanyak (42) titik.
Sebarannya antara lain di Samarinda berada di Kecamatan Samarinda Utara dengan tingkat kepercayaan menengah, tiga titik di Bontang, semuanya berada di Kecamatan Bontang Selatan juga dengan tingkat kepercayaan menengah.
Di Berau yang terpantau 42 titik tersebar pada 10 kecamatan yakni Batu Putih (2), Biatan (1), Gunung Tabur (1), Kelay (8), Pulau Derawan (2), Sambaliung (1), Segah (9), Tabalar (7), Talisayan (10), dan Teluk Bayur (1) dengan tingkat kepercayaan menengah dan tinggi.
Diyan mengatakan, semua pihak diminta selalu waspada dan saling mengingatkan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Hal itu mengingat jumlah titik panas mengalami peningkatan.
"Hal ini perlu dilakukan karena sejumlah kawasan masih mengalami cuaca panas dalam beberapa hari berturut-turut, sehingga hal ini menyebabkan dahan, ranting, dan daunnya mengering yang rawan terjadi kebakaran," katanya.*