Laporan Khusus | World Water Forum

Cegah Pencurian Ikan, KKP Uji Coba Starlink di Kapal Pengawas

Dok. Kemenkes
CEO Space X Elon Musk saat meresmikan layanan internet Starlink di Puskesmas Pembantu Sumerta Klod, Denpasar, Bali, pada Minggu (18/5).
Penulis: Hari Widowati
23/5/2024, 09.18 WIB

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan uji coba jaringan internet Starlink milik Elon Musk di kapal pengawas. Jaringan berbasis satelit tersebut membantu Kapal Pengawas (KP) Paus 01 mengamankan Kapal Ikan Asing (KIA) yang menjadi buronan sejak satu bulan di WPPNRI 718 Laut Arafura.

“Tertariknya itu justru karena kami kan di laut. Nah, kami sudah uji coba di kapal pengawas," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono usai peluncurkan International Tropical Seaweed Research Center (ITRSC) di Kabupaten Badung, Bali, Rabu (22/5).

Di sela-sela pelaksanaan World Water Forum ke-10, Trenggono membeberkan kelebihan jaringan Starlink. “Sudah, kemarin kami menangkap kapal yang mencuri ikan, KM Run Zeng 3 yang di Laut Arafura dengan memanfaatkan internet Starlink,” ujarnya.

Trenggono menyebut penggunaan Starlink untuk kapal pengawas fokus pada komunikasi dan video. Sejauh ini, keamanan data pada kapal terpantau aman, sehingga untuk sementara akan terus digunakan.

Meski KKP tertarik memanfaatkan jaringan satelit tersebut, ia mengakui harga perangkat Starlink mahal. Alhasil, Starlink belum dapat digunakan lebih luas untuk kapal nelayan.

Jika Elon Musk bisa menurunkan harga perangkat yang digunakan untuk menangkap sinyal internet dari satelit itu, nelayan akan diuntungkan. "Kalau sudah murah, harus diberikan kepada nelayan supaya kita bisa tahu persis berapa yang ikan ditangkap, ini kan kepentingannya untuk populasi," ujarnya.

Namun, hal itu belum bisa dilakukan pada tahun ini. Menurutnya, pemerintah harus mengetahui lebih detail berapa besar pengeluaran para nelayan jika ingin menggunakan jaringan internet Starlink tersebut.

Sebelumnya, jaringan internet satelit Starlink milik CEO SpaceX Elon Musk sudah resmi diluncurkan di Indonesia, pada Minggu (18/5), di Puskesmas Pembantu Sumerta Klod, Denpasar, Bali. Saat itu pemerintah baru memastikan perangkat ini akan dipasang di sejumlah titik puskesmas pembantu agar mempercepat pengiriman data kesehatan.

Reporter: Antara