Menteri Basuki Sebut Layanan Air Minum di Indonesia Mencapai 92%
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, mengatakan Indonesia telah mencaai 92% layanan air minum dan 86% layanan sanitasi dasar pada 2023. Meski begitu, masih banyak aksi yang harus dilakukan untuk mencapai target akses air bersih dan sanitasi aman pada 2030.
Basuki mengatakan, kolaborasi menjadi kunci untuk melestarikan air. Sebagaimana tertera dalam Sustainable Development Goals (SDGs) poin 6, akses air bersih dan sanitasi aman untuk semua harus dicapai pada 2030.
Sementara, berdasarkan laporan PBB pada 2022 mengenai SDGs, akses untuk layanan air minum aman hanya mencapai 73% dari populasi global, dan untuk sanitasi dasar hanya mencapai 57%.
“Pesan penting dan krusial yang harus diingat dari UN Water Conference yang menyatakan bahwa air untuk kebaikan bersama, dan akses air minum dan sanitasi aman adalah hak manusia yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, harus selalu tersedia dan mudah diakses oleh seluruh populasi,” kata Basuki dikutip Rabu (12/6).
Basuki menghadiri dan berbicara dalam Plenary Session pada 3rd High Level International Conference on the International Decade for Action “Water for Sustainable Development” 2018-2028.
Dalam kesempatan itu, Basuki kemudian mengajak seluruh delegasi yang hadir untuk bersama-sama melakukan kolaborasi aksi nyata yang transformatif demi mencapai tujuan bersama untuk ketahanan air secara global. Hal itu dilakukan dengan tetap berpegang pada prinsip keberlanjutan, kesetaraan, dan keadilan sosial.
“Kita harus berkomitmen untuk memanfaatkan keahlian, sumber daya, dan kemauan politik kolektif kita dalam mengkatalisasi perubahan yang berarti. Serta memajukan agenda air global yang sejalan dengan SDGs," ujarnya.
Dia mengatakan, forum ini akan menjadi kesempatan yang baik untuk berbagi pengalaman satu sama lain. Basuki berharap forum ini dapat meningkatkan kolaborasi dan kerja sama antar negara dan institusi global.