Paparan polusi udara dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, termasuk serangan jantung dan stroke. Bahkan partikel-partikel kecil dalam udara yang tercemar dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru.
Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan Eka Hospital BSD, Astri Indah Prameswari, mengatakan dampak lain dari polusi udara, bisa memperparah penyakit pernapasan seperti asma, bronkitis, dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) bisa memicu sejumlah komplikasi seperti radang paru atau pneumonia hingga jantung karena terjadi gangguan pada pembuluh darah.
"ISPA adalah infeksi pada saluran pernafasan atas dan bawah. Gejalanya antara lain batuk kering atau batuk, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan, nyeri kepala atau pusing, sesak nafas, dan demam," katanya dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (7/3).
Dia mengatakan, langkah untuk menghindari dampak buruk dari polusi udara adalah mengenakan masker untuk menutup area sekitar hidung dan mulut ketika bepergian ke luar rumah. Masker disarankan diganti secara berkala jika sudah terlalu lembab, basah, atau kotor.
Selain itu, warga juga diminta membiasakan hidup bersih dengan cara selalu mencuci tangan sehabis bepergian atau setelah aktivitas di luar ruangan karena kuman dan bakteri mudah menempel pada tangan. Biasakanlah membawa hand sanitizer dan aplikasikan jika kita sering menyentuh fasilitas umum. Segera cuci pakaian setelah aktivitas dengan mobilitas tinggi.
“Bersihkan rumah secara rutin, minimal dua kali sehari agar terhindar dari tumpukan debu akibat polusi," katanya.
Sementara itu, Jakarta, Medan, dan Batam lagi-lagi masuk dalam daftar kota terpolusi di dunia pada Rabu pagi (3/7), menurut indeks kualitas udara IQAir. Ketiga kota ini juga masuk 20 besar daftar kota dengan polusi terburuk di dunia kemarin (2/7).
Berdasarkan data IQAir per pukul 09.00 WIB, Indeks Kualitas Udara Jakarta 159, sehingga menempati posisi ketiga terburuk di dunia. Angka indeks ini menandakan kualitas udara di wilayah itu tidak sehat bagi manusia untuk beraktivitas di luar.
Kualitas udara pada kategori tersebut tidak sehat bagi kelompok sensitif, karena dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika. Kota Batam dan Medan masing-masing menempati posisi ke 17 dan 27 terpolusi di dunia.
Indeks kualitas udara Batam dan Medan 84 dan 72, atau berada dalam kategori sedang. Kualitas udara kategori sedang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan, tetapi memengaruhi tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika, dengan rentang PM 2,5 sebesar 51-100.
Kota dengan kualitas udara terburuk di dunia yakni Kinshasa Kongo dengan AQI 180 poin. Selanjutnya yakni Kampala di Uganda 173, Dubai di Uni Emirate Arab 127, dan Accra di Ghana 124.