Harimau Malaya di Ambang Kepunahan Setelah Deretan Kasus Kematian

Razlisyam/pixabay
Harimau Malaya
15/7/2024, 11.22 WIB

Sejumlah kasus kematian Harimau Malaya telah menimbulkan kekhawatiran terhadap keberadaan hewan yang terancam punah tersebut. Beberapa pihak menyebut ancaman terhadap hewan simbolik Malaysia ini sebagai “darurat nasional.”

Berasal dari hutan semenanjung Malaysia, subspesies kucing agung ini terancam punah, dengan kurang dari 150 ekor diyakini tersisa di alam liar. Populasinya turun signifikan karena hilangnya habitat, perburuan ilegal, dan berkurangnya jumlah mangsa.

Harimau Malaya yang menjadi lambang Malaysia tersebut dianggap sebagai simbol warisan nasional. Otoritas Malaysia mengatakan jumlahnya menurun drastis sejak tahun 1950an, dari 3.000 menjadi sekitar 150 ekor saat ini.

Sebelumnya, foto dan video harimau Malaya yang mati menjadi viral di media sosial pada akhir Juni. Bangkai tersebut, ditemukan oleh penjaga hutan dalam keadaan kembung dan mengambang di sungai di pedesaan bagian utara negara bagian Kelantan.

Tidak ada tanda-tanda cedera akibat jerat atau tembakan. Pejabat kehutanan negara bagian sedang melakukan pemeriksaan post-mortem. Gambar-gambar tersebut memicu reaksi keras dari banyak orang di Malaysia, yang menyadari pentingnya menyelamatkan simbol nasional mereka dari kepunahan.

“Penderitaan harimau Malaya adalah krisis nasional yang memerlukan perhatian penuh dan komitmen seluruh warga Malaysia,” kata Henry Chan, direktur konservasi di World Wildlife Fund Malaysia (WWF), dikutip dari CNN, Senin (15/7).

Chan mengatakan, upaya konservasi yang lebih kuat diperlukan untuk melindungi Harimau Malaya. Upaya tersebut seperti meningkatkan patroli di habitat kritis harimau dan memanfaatkan teknologi canggih seperti kamera jebakan dan drone untuk pemantauan dan pengawasan.

“Makhluk luar biasa ini terus berada di ambang kepunahan,” kata Chan.

“Kehilangan satu harimau saja akan membuat seluruh spesies semakin dekat dengan kepunahan, sehingga kehidupan setiap individu harimau menjadi sangat penting bagi kelangsungan spesies tersebut,” ujarnya lagi.

Direktur Wildlife Conservation Society Malaysia, Mark Rayan, mengatakan  Harimau Malaya berada di ambang kepunahan dengan hanya tersisa kurang dari 150 ekor di alam liar. Dia mencatat bahwa tersangka pemburu liar ditangkap dalam kasus terpisah di negara bagian Pahang yang berdekatan pada keesokan harinya. Tersangka memiliki tengkorak dan tulang harimau.”

“Mereka menderita karena hilangnya habitat, berkurangnya mangsa, dan pembunuhan balasan akibat konflik manusia-harimau,” katanya.

“Selain itu, pembangunan jalan yang melintasi habitat mereka meningkatkan risiko tabrakan kendaraan yang fatal seperti yang terlihat dalam beberapa insiden baru-baru ini.”

Pada 6 Juli, pihak berwenang di negara bagian Perak di bagian barat diberitahu tentang seekor harimau mati yang ditemukan di saluran air badai di jalan raya utama. Diperkirakan berusia sekitar 4 tahun, Harimau jantan tersebut ditabrak mobil.

Sebulan sebelumnya, jasad harimau dewasa lainnya ditemukan di jalan tol di negara bagian Pahang. Para pejabat yakin harimau tersebut, yang diyakini berusia 5 tahun, ditabrak oleh sebuah kendaraan ketika mencoba menyeberang jalan dari hutan lindung terdekat.

Menurut pihak berwenang, harimau tersebut merupakan harimau Malaya keempat yang mati akibat tabrakan kendaraan antara November 2023 dan Mei 2024.

Lebih Kecil dari Harimau Sumatera

Harimau Malaya diakui sebagai subspesies pada 2004. Seperti semua harimau, mereka adalah perenang ulung dan predator puncak yang kuat.

Lebih kecil dari harimau sumatera di Indonesia dan harimau Bengal yang ditemukan di Asia Selatan, harimau Malaya dapat tumbuh hingga panjang sekitar 2,5 meter dan berat hingga 130 kilogram. Para ahli mengatakan, Harimau Malaya memerlukan lahan hutan yang luas untuk bertahan hidup. 

Foto-foto langka memberikan gambaran sekilas tentang kehidupan Harimau liar di hutan tropis Malaysia. Bulu mereka yang sedikit lebih gelap dan berwarna oranye kemerahan juga membedakan mereka dari spesies harimau lainnya.

Pemerintah Malaysia telah merilis Rencana Aksi Konservasi Harimau Nasional berdurasi delapan tahun bekerja sama dengan kelompok nirlaba pada 2020. Pejabat Malaysia menguraikan prioritas seperti alat konservasi dan “Rencana Fisik Nasional” untuk membantu upaya konservasi.

“Dengan menerapkan serangkaian tindakan bersama, yang didukung oleh komitmen politik dan dukungan publik, kita sebagai bangsa dan sebagai bagian dari komunitas konservasi global dapat memastikan bahwa salah satu hewan paling agung dan karismatik yang kita tinggali di planet ini tidak akan punah," kata laporan itu.