Harimau Sumatra Mati Terjerat di Kabupaten Agam

ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/rwa.
Dokter hewan memeriksa bangkai harimau sumatera (Panthera tigris Sumatrae) sebelum dilakukan nekropsi di UPTD Rumah Sakit Hewan Sumatera Barat, di Padang, Jumat (26/7/2024). BKSDA Sumbar mengevakuasi bangkai harimau betina yang kaki depan kirinya sudah buntung itu karena ditemukan mati terjerat di dekat kebun warga di Jorong Sungai Pua, Nagari Sungai Pua, Palembayan, Agam pada Kamis (25/7/2024).
26/7/2024, 14.40 WIB

Seekor Harimau Sumatra (Panthera tigris Sumatrae) ditemukan mati terjerat di Sigaruntang, Jorong Sungai Pua, Nagari (Desa) Sungai Pua, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), Kamis (25/7).

Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar Antonius Vevri di Lubuk Basung mengatakan, harimau Sumatra berjenis kelamin betina itu terjerat di dekat kebun warga di Sigaruntang, Jorong Sungai Pua, Nagari Sungai Pua, Kecamatan Palembayan.

"Harimau terjerat pada leher sehingga tidak bisa tertolong dan mati," katanya dikutip dari Antara, Jumat (26/7).

Ia menyebutkan harimau tersebut langsung dievakuasi oleh petugas BKSDA Sumbar, Tim Patroli Anak Nagari (Pagari) Baringing, dan masyarakat sekitar. Harimau itu langsung dibawa ke Rumah Sakit Hewan Padang untuk dinekropsi guna memastikan kematian satwa dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya itu selain akibat terjerat.

"Kita langsung membawa harimau ke Rumah Sakit Hewan Padang untuk dinekropsi guna memastikan penyebab kematian selain terjerat," katanya.

Ia menambahkan, kondisi harimau tersebut pertama kali diketahui warga bernama Simar saat sedang berada di sawahnya. Ia semula menduga babi yang terjerat, dan setelah itu ia langsung menuju lokasi sekitar pukul 15.00 WIB.

Sesampai di lokasi, Simar justru melihat harimau terjerat dan langsung melaporkan ke warga sekitar. Setelah itu Wali Nagari atau Kepala Desa Sungai Pua melaporkan temuan itu ke BKSDA sekitar pukul 16.00 WIB.

Pihaknya langsung menurunkan petugas dari Resort Konservasi Wilayah I Panti, Resort Konservasi Wilayah II Maninjau dan Resort Konservasi Marapi Singgalang ke lokasi.

"Petugas sampai ke lokasi sekitar pukul 18.30 WIB dan harimau dalam kondisi lemas. Sekitar pukul 19.00 WIB harimau sudah mati," katanya.

Ia mengimbau warga agar tidak melakukan aktivitas ke kebun pada malam hari serta mengandangkan ternak mereka. "Jangan melakukan aktivitas di kebun pada malam hari," katanya.

Pernah Muncul di Dua Kecamatan

Anotonius mengatakan, harimau sumatra tersebut sempat terekam kamera berada di dua tempat yaitu Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh dan Baringin, Kecamatan Palembayan. Harimau tersebut sempat terekam kamera jebak milik BKSDA Sumbar di Baringin Kecamatan Palembayan April 2024 dan Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh.
 
Dari hasil kamera jebak, satwa itu terlihat dengan kondisi kaki depan sebelah kiri putus. "Harimau yang mati tersebut juga mengalami cacat pada kaki bagian kiri," katanya.
 
Ia menambahkan penanganan konflik telah dilakukan di daerah tersebut setelah kerbau dan kambing milik warga dimangsa harimau. Penanganan konflik itu dengan menurunkan petugas WRU BKSDA Sumbar, Resort Konservasi Wilayah I Panti, Resort Konservasi Wilayah II Maninjau dan Tim Patroli Anak Nagari (Pagari) Pasia Laweh, Pagari Baringin, COP dan Sintas Indonesia.
 
"Kami juga memasang kandang jebak di Pasia Laweh, Baringin dan lainnya untuk mengevakuasi satwa itu," katanya.