Produksi Toyota Anjlok Lima Bulan Berturut-turut, Tertekan Mobil Listrik Cina

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Suasana pengunjung mengamati jejeran mobil di booth Toyota dalam pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (16/2). Dengan tagline BOOST "Bringing Oportunity for Otomotif Society Together" IIMS mengajak industri otomotif untuk berinovasi dan berkontribusi dalam industri otomotif dan akan berlangsung pada 16-26 Februari 2023.
30/7/2024, 13.24 WIB

Produksi global Toyota pada Juni 2024 anjlok 12,9% menjadi 795.862 kendaraan. Ini merupakan penurunan lima bulan berturut-turut dan merupakan yang paling tajam sejak Desember 2022. 

Kondisi tersebut dipengaruhi oleh skandal sertifikasi di pasar Jepang. Produksi Toyota di Jepang anjlok 18,8% setelah kementerian transportasi menemukan kejanggalan dalam aplikasi oleh Toyota dan produsen mobil lain untuk mensertifikasi model-model tertentu.

Selain itu, Toyota juga menghadapi persaingan yang sengit dengan kendaraan listrik di pasar Cina. Produsen model listrik seperti BYD, telah memperoleh pangsa pasar dengan cepat dan telah memangkas harga secara agresif.

Hal itu membuat produksi Toyota Jepang turun 21,7%. Ini menandai bulan kelima berturut-turut di mana produksi Toyota telah menurun hingga 20% atau lebih.

Sementara produksi di Amerika Utara turun 6,2% dan Eropa turun 6,6% karena jumlah hari produksi yang lebih sedikit dibandingkan tahun lalu.

Penjualan Toyota di seluruh dunia turun 5,1% selama bulan tersebut, yang disebabkan oleh penurunan di Jepang dan Tiongkok. Produsen mobil tersebut akan melaporkan hasil keuangan kuartal pertama pada Kamis (1/8).

Perusahaan diperkirakan akan mencatat kenaikan laba operasi sebesar 21% dari tahun sebelumnya menjadi 1,35 triliun yen ($8,7 miliar), menurut estimasi konsensus LSEG dari enam analis. Hal itu dibantu oleh yen yang lebih lemah dan permintaan yang kuat untuk kendaraan hibrida di Amerika Serikat.

Selama enam bulan pertama tahun ini, produksi global pembuat mobil turun 5% sementara penjualan di seluruh dunia turun 0,9%.