Sekjen PBB Ingatkan Permukaan Laut Kepulauan Pasifik Berpotensi Naik 15 Cm

ANTARA FOTO/REUTERS/Saiyna Bashir
Sekjen PBB Antonio Guterres berpidato dalam Konferensi Internasional tentang masa depan pengungsi Afganistan yang tinggal di Pakistan, yang diselenggarakan oleh Pakistan dan UN Refugee Agency di Islamabad, Pakistan, Senin (17/2/2020).
28/8/2024, 10.41 WIB

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB, Antonio Guterres, memperingatkan bahwa negara-negara kepulauan Pasifik menghadapi ancaman serius kenaikan permukaan laut tambahan hingga mencapai 15 cm pada pertengahan abad ini, imbas perubahan iklim. PBB menyerukan komunitas internasional untuk segera mengakhiri ketergantungan pada bahan bakar fosil.

“Ini adalah situasi yang gila: kenaikan permukaan laut adalah krisis yang sepenuhnya disebabkan oleh ulah manusia," kata Guterres saat berbicara dalam pertemuan para pemimpin Kepulauan Pasifik di ibu kota Tonga, Nuku'alofa, dikutip dari Antara, Rabu (28/8).

Guterres menekankan bahaya yang ditimbulkan oleh peningkatan permukaan laut. Jika dibiarkan, krisis itu akan membesar hingga skala yang hampir tak terbayangkan.

“Tetapi jika kita menyelamatkan Pasifik, kita juga menyelamatkan diri kita sendiri. Dunia harus bertindak dan merespons sinyal bahaya sebelum terlambat,” tambahnya.

Dia menyoroti rata-rata kenaikan permukaan laut global terjadi pada tingkat yang belum pernah terjadi dalam 3.000 tahun terakhir. Guterres  juga mengingatkan konsekuensi buruk jika lautan meluap.

“Alasannya jelas: gas rumah kaca, yang sebagian besar dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, sedang memanggang planet kita. Dan laut secara harfiah menahan panasnya,” katanya.

Permukaan Air Laut Berpotensi Naik 15 Cm

Guterres menunjuk pada temuan yang mengkhawatirkan dari dua laporan PBB yang baru dirilis: laporan Organisasi Meteorologi Dunia "State of the Climate in the South West Pacific," dan laporan Tim Aksi Iklim PBB "Surging Seas in a Warming World."

Kedua laporan tersebut menekankan bahwa perubahan pada lautan semakin cepat, dengan dampak yang menghancurkan. Laporan tersebut juga mengonfirmasi bahwa kenaikan relatif permukaan laut di Pasifik Barat Daya bahkan lebih tinggi daripada rata-rata global, di beberapa lokasi. Kenaikan itu meningkat lebih dari dua kali lipat dari kenaikan global dalam 30 tahun terakhir.

Guterres mengatakan bahwa Kepulauan Pasifik sangat rentan karena ketinggian rata-rata daratan hanya satu hingga dua meter di atas permukaan laut. Sekitar 90 persen penduduk tinggal dalam jarak 5 kilometer dari pantai, serta setengah dari infrastruktur berada dalam jarak 500 meter dari laut.

“Tanpa pengurangan emisi yang drastis, Kepulauan Pasifik dapat mengalami kenaikan permukaan laut tambahan setidaknya 15 sentimeter pada pertengahan abad ini, dan lebih dari 30 hari banjir pesisir per tahun di beberapa tempat,” tambah Guterres.

Seruan untuk Tindakan Global

Ia menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk segera mengambil tindakan, mendesak mereka untuk secara drastis mengurangi emisi, menghapus bahan bakar fosil, dan meningkatkan investasi dalam adaptasi iklim.

“Hanya dengan membatasi pemanasan hingga 1,5 derajat Celsius kita memiliki peluang untuk mencegah keruntuhan yang tak terhindarkan dari lapisan es Greenland dan Antartika Barat,” katanya.

Guterres juga menyatakan kekecewaannya atas kurangnya tindakan dari negara-negara G20, yang menurutnya bertanggung jawab atas 80 persen emisi. Menurut dia, negara G20 harus bersatu menggunakan teknologi terbaik, memanfaatkan sumber daya keuangan, serta melakukan tindakan global bersama untuk secara drastis mengurangi emisi hingga 2030.”

“Jika hal itu tidak terjadi, kita akan berada dalam situasi yang tak dapat dibalikkan dengan konsekuensi yang benar-benar menghancurkan,” ujarnya.