Kualitas udara Jakarta sedikit membaik pada Rabu pagi (11/9), setelah hujan yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta pada Selasa (10/9). Berdasarkan data yang dihimpun situs pemantau kualitas udara IQAir pukul 09.51 WIB, indeks AQI poin Jakarta berada di angka 99, turun dari capaian yang diperoleh hari sebelumnya di angka 142.
Dengan AQI poin tersebut Jakarta berada di peringkat 13 sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Sementara satu peringkat di atasnya ada Batam dengan AQI poin sebesar 95.
Selain Jakarta dan Batam, terdapat satu kota lainya di Indonesia yang masuk dalam 40 besar kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Kota tersebut adalah Medan yang menempati posisi ke 31 dengan AQI poin sebesar 70. Ketiga kota di Indonesia tersebut berada pada kategori kualitas udara sedang.
Kategori sedang menunjukkan bahwa kualitas udara tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan. Namun kualitas udara tersebut berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.
Adapun kota dengan kualitas udara terburuk di dunia ditempati oleh Sao Paolo di Brazil dengan AQI poin sebesar 168, dan di posisi kedua ada Dubai di Uni Emirat Arab dengan AQI poin sebesar 159. Kedua kota tersebut berada dalam kategori udara tidak sehat. Kategori tidak sehat artinya kualitas udara di wilayah tersebut tidak sehat bagi manusia untuk beraktivitas di luar.
Sedangkan posisi ke-3 sampai dengan ke-5 ditempati oleh Manama di Bahrain dengan AQI poin sebesar 132, Karachi di Pakistan dengan AQI poin sebesar 132, dan Kampala di Uganda dengan AQI poin sebesar 129. Ketiga kota tersebut masuk dalam kategori udara tidak sehat untuk kelompok sensitif.
Kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif berarti kualitas udara tersebut dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif. Kualitas udara tersebut bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 100 lebih.