Lepasliarkan Elang Jawa, Star Energy Geothermal Bidik PLTP Ramah Lingkungan

Nur Hana Putri Nabila/Katadata
Anak usaha PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), Star Energy Geothermal Salak Pratama Ltd, melepasliarkan Elang Jawa (Nisaetus Bartelsi) di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, Bogor, Senin (16/9).
17/9/2024, 06.11 WIB

Anak usaha PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), Star Energy Geothermal Salak Pratama Ltd, menegaskan komitmennya terhadap kelestarian lingkungan di kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Salak, Bogor. Komitmen itu diwujudkan melalui pelepasliaran seekor burung Elang Jawa (Nisaetus Bartelsi) di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, Bogor, Jawa Barat, Senin (16/9).

Head of National Park Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (BTNGHS) Star Energy, Irwan Januar K. Hasbullah menuturkan, kegiatan pelepasliaran Elang Jawa merupakan contoh nyata pengembangan lapangan panas bumi sejalan dengan keanekaragaman hayati.

"Kunjungan ini dapat membuktikan bahwa pengembangan panas bumi itu ramah lingkungan. Bahkan di dalam hutan konservasi pun, itu ramah lingkungan," kata Irwan dalam field trip Star Energy Geothermal Salak, Jawa Barat, Senin (16/9).

Elang Jawa bukan satu-satunya satwa yang dilepasliarkan. Sebelumnya, tutur Irwan, Star Energy juga melepasliarkan beberapa satwa asli endemik TNGHS, seperti macan tutul. Pada tahun-tahun sebelumnya, Star Energy juga sempat melepasliarkan beberapa ekor elang jawa.

 Irwan mengatakan, kerja sama Star Energy dengan TNGHS turut mengkonservasi beberapa satwa kunci selain elang jawa, yakni leopard dan owa jawa. Di luar tiga satwa kunci, Star Energy juga sempat melepasliarkan kucing hutan hingga ular piton.

 "Itu kita lakukan bukan hanya sekali, dua kali. Itu sudah beberapa kali kita bekerjasama dengan Taman Nasional," ucapnya. 

 Adapun dipilihnya TNGHS didasarkan pada rantai makanan yang ada. Irwan meyakini, bibit elang jawa yang dilepasliarkan hari ini dapat berkembang biak dengan baik.

 "Jadi pemilihan lokasi di sini itu membuktikan kalau ekosistem di sini itu bagus, sehingga nanti kalau hewan liar itu dilepaskan, dia akan mudah mencari pasangannya dan berkembang biak," tambahnya.

 Sementara itu, Pengendali Ekosistem Hutan Pusat Suaka Satwa TNGHS, Fardi Septiana menilai, pelepasliaran elang jawa di kawasan Halimun-Salak menjadi hal yang perlu dilakukan. Pasalnya, populasi elang jawa di TNGHS dengan luas kawasan 113.357 hektare, diperkirakan hanya terdapat 30 pasang.

Sementara populasi elang jawa yang berada di wilayah konsesi Star Energy, kata Fardi, tercatat sebanyak 3 pasang berdasarkan hasil monitoring TNGHS. Kegiatan pelepasliaran satwa yang bekerjasama dengan Star Energy sendiri sudah berjalan sebanyak 9 kali.

 "Kerjasama dengan Star Energy sudah, sekarang 9 yang sudah dirilis lagi di wilayah areal kerja usahanya," ujar Fardi.

Fardi menuturkan, kerja sama TNGHS dengan Star Energy tidak terbatas pada endemik elang jawa. Sebelumnya Star Energy juga sempat melepasliarkan macan tutul yang hingga saat ini terdapat sebanyak 11 individu per 10.000 hektar di kawasan TNGHS.

Di samping macan tutul dan elang jawa, kerja sama pelepasliaran satwa yang dilakukan Star Energy dan TNGHS juga memuat owa jawa. Berdasarkan hasil monitoringnya, Fardi juga menemukan habitat owa jawa kendati belum dapat memastikan jumlah populasinya.

 "Itu hasil dari yang dihasilkan oleh kerja sama dengan Star Energy," pungkas Fardi.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila