Coca-Cola Euro Pacific Partners Indonesia (CCEP) mengklaim sebanyak 7,4,5 persen kemasan botol plastik minuman yang dijual berhasil ditarik kembali untuk didaur ulang per Desember 2023. Perusahaan akan terus meningkatkan kembali daur ulang plastik tersebut dengan beberapa pendekatan.

Head of Public Affairs, CCEP, Dhedy Adi Nugroho, mengatakan pendekatan pertama adalah memperkuat manajemen bisnis pengelolaan sampah berbasis komunitas. Pendekatan tersebut salah satunya dilakukan dengan memperkuat program bank sampah.

"Kami percaya bahwa komunitas itu punya peran yang signifikan dalam pengelolaan sampah," dalam acara Media Workshop, di Jakarta, Kamis (3/10).

Selain itu, Dhedy mengatakan,  proyek yang berbasis komunitas dilakukan dengan pendekatan berskala kota dan bekerja sama dengan sejumlah kepala daerah. Coca-Cola juga membantu mendorong daerah tersebut untuk mengoptimalkan dana desa dalam mendorong pengelolaan sampah.

Di agenda yang sama, Analis Kebijakan Ahli Muda Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri, Rima Yuliantari Suharin, mengatakan untuk mengatasi permasalahan sampah Indonesia tidak dapat bergantung kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Pengelolaan sampah di Indonesia memerlukan kolaborasi seluruh pihak mulai dari kementerian terkait dan juga masyarakat.

"Pengolahan sampah itu, bukan lagi bilang urusan lingkungan hidup (LHK), karena kalau kita mapping pengelolaan persampahan disana ada desa, ada pemberdayaan masyarakat, itu bisa dilakukan oleh dinas pemberdayaan," ujar Rima.

Dia mengatakan, salah satu indikator pengelolaan sampah tidak optimal adalah masih banyaknya pekerja informal yang mengambil sampah di tempat pembuangan akhir (TPA). "Kalau kita lihat, banyak sekali pemulung masih ada di TPA. Banyak sekali pemulung masih ngumpulin sampah pada tempat-tempat pembuangan sementara," ujarnya.




Reporter: Djati Waluyo