Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan alasan cuaca panas terik yang melanda sebagian wilayah di Indonesia akhir-akhir ini. Kondisi panas terik terjadi karena cuaca yang cerah dan minimnya tingkat pertumbuhan awan, terutama pada siang hari.
Ketua Pokja Informasi Cuaca Ekstrem BMKG, Ida Pramuwardhani, mengatakan kondisi tersebut terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia terutama Jawa hingga Nusa Tenggara.
"Minimnya pertumbuhan awan di atmosfer menyebabkan penyinaran matahari pada siang hari ke permukaan bumi tidak mengalami hambatan signifikan, sehingga suhu pada siang hari di luar ruangan terasa sangat terik," ujar Ida saat dikonfirmasi Katadata, Kamis (3/10).
Ida mengatakan, kondisi tersebut terjadi karena sebagian besar wilayah Indonesia di selatan ekuator masih mengalami musim kemarau dan sebagian lainnya akan mulai memasuki periode peralihan musim pada periode oktober-november. Dengan demikian, cuaca cerah masih mendominasi pada siang hari.
Ia memprediksi, kondisi fenomena panas masih berlangsung dalam periode Oktober 2024. Berdasarkan data pengamatan sepekan terakhir, kondisi suhu udara maksimum mencapai 36 derajat celsius di Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Kaharuddin NTB sebesar 36,6 derajat Celcius (C).
Kondisi panas terik juga tercatat di beberapa stasiun klimatologi di Indonesia, yaitu Stasiun Klimatologi Sulawesi Selatan 36,5 derajat C, Stasiun Meteorologi Perak I dan Stasiun Meteorologi Tanjung Perak Jawa Timur 36,4 derajat C, Stasiun Meteorologi Ahmad Yani dan Stasiun Meteorologi Tanjung Emas Jawa Tengah 36,3 derajat C, dan Stasiun Meteorologi Kertajati Jawa Barat 36,2 derajat C. Ia memprakirakan wilayah-wilayah tersebut masih akan mengalami fenomena panas terik ini.
"Selain itu, wilayah-wilayah lain di Pulau Jawa, Bali, NTT, Lampung, dan Sulawesi Tenggara juga diprakirakan akan mengalami kondisi suhu udara maksimum yang tinggi," ujarnya.
Dengan adanya kondisi tersebut, BMKG meminta agar masyarakat tidak perlu panik menyikapi suhu panas yang tinggi, serta mengikuti dan melaksanakan himbauan respon bersesuaian yang dapat dilakukan. Masyarakat diminta menggunakan perangkat pelindung atau tabir surya apabila melakukan aktifitas di luar ruangan.
"Selain itu, masyarakat dihimbau untuk memperbanyak minum agar tidak dehidrasi saat suhu terik," ucapnya.