Kekeringan Esktrem Isolasi Masyarakat Amazon Brasil, Transportasi Sungai Lumpuh

Unsplash
Sungai Amazon sebagai salah satu sungai terpanjang di dunia
7/10/2024, 16.01 WIB

Kekeringan ekstrem mengisolasi masyarakat Amazon di Brasil. Pelabuhan sungai mencapai level terendah sejak 1902, sehingga menghambat transportasi ekspor biji-bijian dan pasokan penting yang merupakan jalur kehidupan wilayah tersebut.

Francisco Mateus da Silva, 67 tahun, menghabiskan berjalan kaki selama satu jam untuk mengambil makanan dan air. Kekeringan terburuk yang pernah tercatat di wilayah tersebut telah melumpuhkan transportasi sungai.

"Sangat sulit bagi kami karena kami terbiasa bepergian di sini melalui sungai. Sungai adalah jalan kami, dan tanpa air kami bahkan tidak bisa pergi. Kami benar-benar terisolasi," kata Silva kepada Reuters.

Negara bagian Amazonas, Brasil, tengah berada dalam keadaan darurat karena kekeringan. Sekitar 70% dari semua kota di wilayah tersebut terkena dampak kekeringan, hampir 300 di antaranya dalam kondisi parah atau ekstrem, menurut Cemaden, pusat nasional pemerintah federal untuk memantau bencana alam.

Silva mengatakan kekeringan tahun ini dan tahun lalu sangat parah dan meninggalkan banyak kerusakan.

Ketinggian Sungai Capai Level Terendah

Pelabuhan sungai di kota terbesar di hutan hujan Amazon, Manaus, bahkan mencapai level terendah sejak 1902. Kekeringan menguras jalur air dan menghambat transportasi ekspor biji-bijian dan pasokan penting yang merupakan jalur kehidupan wilayah tersebut.

Pelabuhan Manaus mengukur ketinggian sungai Rio Negro yang mencapai 12,66 meter pada Jumat (4/10).  Ini melampaui titik terendah sepanjang masa yang tercatat tahun lalu dan masih turun dengan cepat.

Curah hujan di bawah rata-rata - bahkan selama musim hujan - telah melanda Amazon dan sebagian besar Amerika Selatan sejak tahun lalu. Hal ini juga memicu kebakaran hutan terburuk dalam lebih dari satu dekade di Brasil dan Bolivia. Para peneliti mengatakan perubahan iklim adalah penyebab utamanya.

Para ilmuwan memperkirakan wilayah Amazon mungkin tidak akan sepenuhnya pulih tingkat kelembapannya hingga 2026. Tahun lalu, kekeringan menjadi krisis kemanusiaan, karena orang-orang yang bergantung pada sungai terdampar tanpa makanan, air, atau obat-obatan.

Tahun ini pihak berwenang sudah bersiaga. Di negara bagian Amazonas yang dilanda parah, setidaknya 62 kotamadya berada dalam keadaan darurat dengan lebih dari setengah juta orang terkena dampaknya, menurut korps pertahanan sipil negara bagian tersebut.

"Ini sekarang merupakan kekeringan paling parah dalam lebih dari 120 tahun pengukuran di Pelabuhan Manaus," kata Valmir Mendonca, kepala operasi pelabuhan, yang mengatakan permukaan air sungai kemungkinan akan terus turun selama satu atau dua minggu lagi.

Rio Negro adalah anak sungai utama Sungai Amazon, sungai terbesar di dunia berdasarkan volume. Pelabuhan itu terletak di dekat "pertemuan air" tempat air hitam Sungai Negro bertemu dengan Sungai Solimoes yang berwarna pasir, yang juga mencapai rekor terendah minggu lalu.

Pengiriman biji-bijian telah dihentikan di Sungai Madeira, anak sungai Amazon lainnya, karena permukaan air yang rendah, kata asosiasi pelabuhan bulan lalu.

Para peneliti sekali lagi menemukan bangkai lumba-lumba sungai air tawar Amazon. Menipisnya air yang mendorong spesies yang terancam itu untuk lebih dekat dengan manusia.

Badan pemantauan bencana nasional Cemaden telah menyebut kekeringan itu sebagai peristiwa terburuk di Brasil sejak setidaknya tahun 1950-an. Kekeringan itu juga telah menguras pembangkit listrik tenaga air, sumber listrik utama Brasil. Otoritas energi telah menyetujui penerapan kembali daylight saving