Pemerintah Australia memberikan dana hibah untuk 56 penelitian di Indonesia melalui Platform Kemitraan Pengetahuan Australia-Indonesia, Koneksi, sejak 2023. Mayoritas penelitian atau riset tersebut terkait keberlanjutan dan perubahan iklim.

Head of Strategic Communication and Public Discourse Koneksi, Adek Media Roza, mengatakan program yang diselenggarakan antara pemerintah Indonesia dan Australia tersebut melibatkan 118 institusi. Riset yang akan mendapatkan bantuan harus memenuhi tiga unsur.

Pertama adalah harus memiliki kemitraan dari lembaga atau institusi dari Indonesia dan Australia. Unsur kedua adalah inklusivitas atau riset harus memperhatikan beberapa unsur seperti kesetaraan gender dan inklusi sosial. Kemudian yang ketiga adalah riset setidaknya harus memberikan dampak dan memberikan solusi.

"Sehingga memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia dan juga Australia," ujar Adek saat ditemui di sela acara SDGs Annual Conference 2024, di Jakarta, Selasa (8/10).

Adek mengatakan, program ini merupakan hibah Pemerintah Australia dengan nilai komitmen mencapai AUD 50 juta. Program ini akan dilaksanakan selama lima tahun, yakni 2023-2027.

Dia mengatakan, sebanyak 16 dari 56 riset tersebut diharapkan selesai Desember 2024.

Koneksi adalah inisiatif kolaboratif di sektor pengetahuan dan inovasi yang mendukung kemitraan antara organisasi Australia dan Indonesia untuk kebijakan dan teknologi yang inklusif dan berkelanjutan. Didukung oleh Pemerintah Australia dan Indonesia, Program ini mempromosikan kemitraan pengetahuan yang setara dan memanfaatkan pengetahuan lokal untuk mengatasi tantangan sosial-ekonomi. Koneksi dioperasikan dan dikelola oleh Cowater International.




Reporter: Djati Waluyo