Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono memastikan akan tancap gas mengimplementasikan lima program ekonomi biru di periode kedua kepemimpinannya, untuk mendukung visi-misi pemerintahan Prabowo-Gibran. Trenggono kembali dipercaya memimpin Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada Kabinet Merah Putih, yang baru saja disahkan oleh Presiden Prabowo di Istana Negara, Senin (21/10).
"Alhamdulillah saya mendapat kepercayaan kembali, mudah-mudahan ini tidak sulit. Kalau kita umpamakan mau balapan, kita ini udah start engine, sekarang tinggal melaju untuk mencapai yang dicita-citakan," ujar Menteri Trenggono dalam konferensi pers usai pelantikan menteri di Kantor KKP, Jakarta Pusat.
Dia mengatakan, ekonomi biru telah menjadi bagian dari misi Astacita yang diusung pemerintah Prabowo-Gibran hingga lima tahun ke depan. Sektor kelautan dan perikanan dinilai potensial menopang kemandirian ketahanan pangan dan menyokong pertumbuhan ekonomi nasional.
Trenggono memaparkan, program ekonomi biru yang akan digas implementasinya meliputi perluasan kawasan konservasi laut, penerapan kebijakan penangkapan ikan terukur, pembangunan budidaya berkelanjutan di pesisir, laut, dan darat, pengawasan dan pengendalian pesisir dan pulau-pulau kecil, serta penanganan sampah plastik di laut melalui gerakan partisipasi nelayan Bulan Cinta Laut.
Sebagian program ekonomi biru tersebut, kata Menteri Trenggono, sudah diimplementasikan pada periode pertama kepemimpinannya. Diantaranya melalui pembangunan modeling penangkapan ikan terukur, modeling budidaya udang, rumput laut, serta lobster, penataan hasil sedimentasi, program Bulan Cinta Laut, hingga penyusunan Ocean Big Data. Ini merupakan instrumen digital yang berfungsi mengawasi serta mengukur dampak dan manfaat semua kegiatan di ruang laut.
“Indonesia harus bisa jadi juara di sektor perikanan sebagai kontribusi kita untuk ketahanan pangan. Perikanan Alhamdulillah sudah surplus tapi harus diakui kita belum hebat,” terangnya.
Pada periode kedua, Trenggono memastikan program kerja yang sudah jalan tadi akan diperkuat dengan program lainnya. Program tersebut seperti pembangunan tambak udang modern seluas 2.000 hektare di Waingapu, pengembangan budidaya tuna di Papua, hilirisasi rumput laut, peningkatan kualitas mutu hasil perikanan, hingga program-program yang berkaitan dengan pemeliharaan kawasan konservasi laut.
"Kapal harus melaju cepat karena banyak masyarakat Indonesia yang ada di dalam kapal yang harus kita perjuangkan hidupnya," pungkas Trenggono.