Program Sayangi Lingkungan bersama Yayasan Bakti Barito dan Bukalapak (SINAU) berhasil mengelola lebih dari 3 ton sampah. Program yang diluncurkan sejak Februari 2024 ini melibatkan para Mitra Bukalapak dan masyarakat lokal di Garut dan Tasikmalaya dalam pemilahan dan daur ulang sampah.
Kerja sama Yayasan Bakti Barito dan Bukalapak ini memberikan dampak yang terukur terhadap pengurangan sampah. Pada kuartal pertama tahun ini, sampah yang berhasil dikelola mencapai 891,5 kg. Pada kuartal kedua, sampah yang dikelola menurun menjadi 674,5 kg karena ada libur Idul Fitri. Pada kuartal ketiga, sampah yang dikelola melonjak hingga mencapai 1.798,92 kg.
Dian A. Purbasari, Direktur Yayasan Bakti Barito, mengatakan kolaborasi lewat program SINAU ini menyoroti pentingnya pendidikan lingkungan. “Melalui program SINAU, kami tidak hanya menangani pengelolaan sampah, tetapi juga memberikan peluang untuk pertumbuhan ekonomi," ujar Dian dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (4/11).
Program SINAU beroperasi melalui pusat-pusat pembelajaran yang didukung oleh Yayasan Bakti Barito, lembaga swadaya masyarakat (LSM) lokal seperti Yayasan Adabutama Naraloka, dan bank sampah seperti Bank Sampah Tasikmalaya Mandiri dan Bank Amal Salman Garut. Para peserta, termasuk para Mitra Bukalapak, dididik untuk memilah dan mengolah sampah, mendaur ulang bahan anorganik, dan menciptakan produk yang berkelanjutan, seperti ecobrick dan barang-barang dekoratif dari tutup botol plastik.
Melalui kelas mingguan, para peserta mempelajari dasar-dasar pengelolaan sampah, potensi ekonomi dari daur ulang, dan teknik-teknik inovatif. Mereka menggunakan belatung (maggot) untuk mengurai sampah organik. Pendidikan praktis dan langsung ini memastikan keterlibatan jangka panjang dan keberlanjutan dalam upaya pengelolaan sampah.
Mengubah Sampah Jadi Nilai Tambah
Program SINAU juga memberdayakan para peserta untuk mengubah sampah menjadi produk yang bernilai. Plastik daur ulang diubah menjadi ecobrick, yang dapat digunakan untuk membuat furnitur seperti kursi. Selain itu, tutup botol plastik dilebur dan digunakan kembali menjadi produk dekoratif, yang menunjukkan potensi kreatif dari daur ulang sampah.
Mitra Bukalapak yang terlibat dalam program ini tidak hanya berkontribusi terhadap perlindungan lingkungan tetapi juga mendapatkan sumber pendapatan baru. Inisiatif ini sejalan dengan misi Bukalapak untuk mempromosikan praktik bisnis yang berkelanjutan di kalangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Kerja sama Yayasan Bakti Barito dan Bukalapak ini mendorong masyarakat untuk menjadi agen perubahan lingkungan yang aktif.
“Kami bangga dengan para Mitra Bukalapak yang telah memanfaatkan kesempatan ini untuk peduli terhadap lingkungan sekaligus meningkatkan pendapatan mereka. Ini adalah konsep 'waste to welfare' yang ingin kami promosikan dalam ekosistem kami,” kata Monica Chua, VP Public Relations Bukalapak.
Sampah Melatih Kreativitas
Para peserta program, seperti Septiana Ike Puspitasari dari Garut dan Sahal Mursidi dari Tasikmalaya, menyatakan inisiatif ini telah mengubah hidup mereka. “Saya belajar bahwa sampah bisa menjadi sarana untuk melatih kreativitas. Apa yang kita anggap sebagai sampah bisa diubah menjadi sesuatu yang berharga,” kata Septiana.
Sahal Mursidi mengatakan ia bisa mengelola sampah organik dengan mengunakan belatung sehingga menjadi produk yang bernilai ekonomis. “Berkat SINAU, saya sekarang dapat menghasilkan pendapatan dari menjual belatung (maggot) ke pasar online dan offline. Program ini telah mengubah pandangan saya dan membantu saya untuk berkontribusi kepada masyarakat,” ujarnya.
Yayasan Bakti Barito dan Bukalapak terus berkomitmen untuk memperluas program SINAU. Program ini diharapkan bisa menjangkau lebih banyak masyarakat dan melanjutkan upaya untuk membangun masa depan yang berkelanjutan.