Hashim Bawa 4 Kebijakan Hijau Prabowo di COP29: Simpan Karbon hingga Reforestasi
Baku, Azerbaijan – Ketua Delegasi Indonesia untuk Konferensi Iklim PBB COP29 Hashim Djojohadikusumo membeberkan empat kebijakan hijau pemerintahan Prabowo Subianto. Beberapa di antaranya adalah lungsuran dari kebijakan era Presiden Joko Widodo, salah satunya proyek penyimpanan karbon yang masih menuai pro kontra.
Program pertama adalah tambahan pembangkit listrik 100 gigawatt, dengan 75 persennya berasal dari energi baru dan terbarukan yaitu bayu atau angin, solar, air atau hidro, geothermal, dan nuklir. “Program ini akan diimplementasikan oleh pemerintahan baru dalam 15 tahun berikutnya,” ujarnya dalam pidato pembukaan Paviliun Indonesia di COP29, Senin (11/11).
Program kedua, pengembangan proyek penyimpanan karbon yang dikenal dengan nama Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS). Proyek yang masih menuai kontra terutama di kalangan pegiat lingkungan karena dinilai tidak efektif menahan karbon dan mengatasi masalah pemanasan global. Proyek ini telah dibidik dari era pemerintahan Joko Widodo karena ada peluang ekonomi di dalamnya.
Hashim menjelaskan, Indonesia memiliki kapasitas penyimpanan karbon 500 gigaton. Kapasitas ini luar biasa besar jika dibandingkan dengan produksi karbon Singapura yang mencapai 40 juta ton per tahun. Ia optimistis dengan proyek ini mengingat banyak perusahaan multinasional seperti ExxonMobil dan British Petroleum memiliki rencana untuk berinvestasi dalam penyimpanan karbon.
Program ketiga, perdagangan kredit karbon. Menurut perhitungan pemerintah, tanah Indonesia menahan 577 juta ton karbon dan ingin ditawarkan ke dunia. Saat ini, Kementerian Lingkungan Hidup juga tengah menyelesaikan penilaian untuk tambahan 600 juta ton karbon. Norwegia disebut telah membuat komitmen pembelian 30 juta ton.
Program keempat, reforestasi atau penanaman kembali hutan yang rusak dan tidak subur. “Presiden Prabowo telah menetapkan program reforestrasi besar, 12,7 juta hektare,” ujarnya. Janjinya adalah mengembalikan keanekaragaman hayati dan habitat satwa liar. Komitmen ini jadi diplomasi hijau di tengah sorotan pembukaan lahan untuk program pangan pemerintah.
Liputan khusus COP 29 Azerbaijan ini didukung oleh: