Investasi ESG Menunjukan Tren Positif dalam Tiga Tahun Terakhir

Djati Waluyo/Katadata
Direktur Eastspring Investmentd Indonesia, Sulystari (kanan) bersama dengan Head of Global Transaction Services PT Bank DBS Indonesia, Dandy Pandi (Tengah), dan Executive Director Kehati Foundation, Riki Frindos (Kiri), menandatangani kesepakatan peluncuran Reksa Dana Indeks Eastspring ESGQ45 IDX KEHATI, di Mainhall Bursa Efek Indonesia, Jumat (22/11).
22/11/2024, 18.25 WIB

Investasi berbasis environmental, social, and governance (ESG) atau berkelanjutan menunjukan tren positif dalam tiga tahun terakhir. Produk investasi ESG pun makin beragam dengan kenaikan dana kelola.

Head of Investment Eastspring Investment Indonesia, Liew Kong Qian, mengatakan investor mulai sadar bahwa portofolio investasi bukan hanya berbasis pada keuntungan, tetapi juga memperhatikan dampak terhadap perusahaan dan lingkungan.

"Dengan kesadaran itu, tren investasi ESG semakin naik," ujar Qian dalam konferensi pers, di Jakarta, Jumat (22/11).

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), investasi berbasis ESG di Indonesia pada 2024 mengalami pertumbuhan signifikan jika dibandingkan dengan capaian 2022. Data OJK per Juni 2024 menunjukkan dana kelolaan atau assets under management (AUM) investasi berbasis ESG mencapai Rp 8,2 triliun. Sementara produk reksadana telah mencapai 34 produk per Juni 2024.

Meski begitu, berdasarkan hasil survei Morningstar dengan judul "Voice of the Asset Owner Survey 2024 Quantitative Analysis" menunjukan belum semua investor memanfaatkan penerapan ESG. Sebanyak 40% investor belum percaya bahwa analisis ESG ini bermanfaat.

Selain itu, hanya 40% investor yang setuju integrasi ESG bisa mengurangi risiko dan politilitas portfolio. Investor yang percaya ESG bisa meningkatkan hasil investasi jangka panjang hanya 45%.

"Berarti kedepannya masih banyak investor yang perlu diyakinkan bahwa tren ESG ini memang ada manfaatnya," ujar Qian.

Reporter: Djati Waluyo