Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyusun peta potensi sumber energi hijau atau energi baru terbarukan (EBT) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian, Direktorat Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Harris, mengatakan pemetaan tersebut dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengukur langsung potensi EBT di sebuah wilayah.
Harris mengatakan, peta tersebut akan mampu melihat seluruh potensi sumber daya EBT dengan resolusi jarak hingga lima kilometer (km). Dengan adanya peta tersebut, maka masyarakat dan juga investor dapat melihat secara langsung mengenai potensi EBT yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
"Nanti kita melihat bahwa potensi energi terdapatkan misalnya untuk hidro. Di situ potensinya berapa megawatt (MW), dibuat klasifikasinya. Yang besar, yang kecil, yang sedang (kapasitasnya)," ujar Harris dalam diskusi, di Jakarta, Kamis (28/11).
Harris mengatakan Indonesia masih memiliki tantangan memaksimalkan potensi EBT yang mencapai 3.600 gigawatt (GW), salah satunya adalah pembiayaan. Pemerintah perlu menarik investasi EBT karena kemampuan negara untuk membangun infrastruktur listrik EBT sangatlah terbatas.
"Sehingga partisipasi dari swasta baik nasional maupun asing tentunya sangat diharapkan," ujar Harris.
Dia mengatakan, pemerintah perlu memperkuat regulasi untuk menarik investasi di sektor EBT. Regulasi tersebut diperlukan untuk mempermudah investor masuk ke investasi energi yang ramah lingkungan.