Koaksi Indonesia Luncurkan Film Dokumenter Climate Witness 2025
Koaksi Indonesia bersama para sineas muda dari Nusa Tenggara Timur (NTT) meluncurkan film dokumenter Climate Witness 2025 bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Film ini bagian dari inisiatif-inisiatif Koaksi Indonesia dari Program Voices for Just Climate Action (VCA) Indonesia sejak 2023, yang mengkompilasi kisah masyarakat menghadapi perubahan iklim dengan kearifan lokal.
Climate Witness 2025 terdiri atas lima film pendek, yakni Benteng Hijau, Laut dan Tanah, Bajo, Buka Badu, dan Tidak Gratis Lagi. Film-film tersebut menggambarkan bentuk adaptasi dan mitigasi yang dilakukan warga NTT dalam menghadapi perubahan iklim.
Film-film tersebut mendokumentasikan bagaimana masyarakat NTT menanam mangrove untuk menghadapi banjir rob, melakukan adaptasi ekonomi dalam produksi garam, dan upaya suku Bajo dalam merestorasi laut. Selain itu, film tersebut juga menceritakan pelestarian laut lewat tradisi Buka Badu dan konservasi hutan adat untuk menjaga sumber air bersih di tengah tekanan pariwisata.
"Film Climate Witness adalah cara kami merayakan kekuatan cerita dari masyarakat akar rumput, khususnya di NTT. Ini bukan hanya dokumenter, ini adalah memoar aksi iklim dari timur Indonesia," ujar Ridwan Arif, Koordinator Program VCA Koaksi Indonesia.
Ia menyebut kisah-kisah dalam lima film dokumenter itu juga menunjukkan solusi iklim tidak selalu datang dari teknologi canggih, tetapi juga dari nilai tradisi, dan keberanian komunitas.
Narasi Iklim Berbasis Pengalaman Warga Lokal
Film-film yang sepenuhnya diproduksi oleh sineas lokal NTT ini menjadi tonggak penting dalam narasi iklim yang lebih inklusif dan berakar pada pengalaman warga. Salah satu film, Benteng Hijau, digarap oleh Alwyn, seorang pembuat film dari Sumba. Lewat filmnya, Alwyn merekam perjuangan warga dalam melindungi rumah dan sumber penghidupan mereka dari ancaman banjir rob dengan menanam mangrove secara mandiri.
"Kami tidak membuat film ini untuk menjual bencana, tapi untuk menunjukkan masyarakat di Sumba tidak tinggal diam," ujar Alwyn.
Peluncuran Climate Witness 2025 berlangsung di Bali dan menjadi bagian dari kampanye publik melalui para kreator muda dan komunitas lingkungan lintas daerah dalam rangka #LangkahHariIni dan #MauHidupLebihLama. Kampanye tersebut menjadi seruan kolektif untuk hidup lebih berkelanjutan dan memperjuangkan masa depan yang adil bagi semua.
Koaksi Indonesia berkolaborasi dengan Satu Frekuensi Film menjadikan film sebagai media paling kuat untuk menyampaikan pesan lingkungan secara emosional dan membumi.
"Kami percaya film bisa menyentuh kesadaran lebih dalam, tidak hanya memberi informasi, tetapi juga menggerakkan," ujar perwakilan Satu Frekuensi Film.
Kolaborasi ini membuka ruang dialog baru antara sineas muda, aktivis, dan masyarakat luas untuk menegaskan bahwa perubahan iklim adalah masalah kita bersama.
Climate Witness 2025 bukan lah alarm tanda bahaya. Peluncuran film dokumenter ini menjadi ajakan untuk bertindak. Masyarakat yang ada di kampung-kampung pesisir, dari balik hutan, dan laut di timur Indonesia sudah bergerak lebih dulu. Mereka menjaga bumi dengan langkah kecil yang berdampak besar dan memberi inspirasi kepada masyarakat tentang harapan dan ketahanan dalam menghadapi perubahan iklim.