DLH Aceh Gunakan Eko-enzim untuk Atasi Pencemaran Danau Lut Tawar
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Aceh manfaatkan eko-enzim untuk mengurai pencemaran di Danau Lut Tawar. Danau yang terletak di Kabupaten Aceh Tengah ini terpapar pencemaran kadar ringan dengan nilai -4, akibat adanya kandungan logam berat, residu pupuk, pakan ternak, dan bahan lainnya.
Pemberian cairan eko-enzim ke perairan danau akan dilakukan pada akhir Juli mendatang. Plt Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Kabupaten Aceh Tengah, Sajadah, memperkirakan butuh 1,8 juta liter eko-enzim untuk perbaikan Danau Lut Tawar.
Sajadah menjelaskan, setiap bahan organik memiliki enzim yang berguna untuk memperbaiki kualitas air.
“Jadi nanti semakin banyak bahan organik yang dipakai, semakin banyak jenisnya, itu akan semakin banyak enzimnya sehingga manfaat untuk kualitas airnya juga semakin bagus,” jelas Sajadah, dikutip dari Antara (8/7).
DLH Aceh berharap, masyarakat dapat berkontribusi untuk memproduksi eko-enzim dalam jumlah besar ini.
DLH Aceh Gandeng Pelajar SMA
DLH Aceh telah menggandeng siswa-siswi SMA Negeri 8 Aceh Tengah untuk memproduksi eko-enzim. Dalam program tersebut, para siswa bersama DLH berhasil memproduksi 150 liter eko-enzim dari limbah organik.
Nantinya, cairan tersebut akan digunakan untuk mengurai pencemaran di Danau Lut Tawar. Cairan ini juga bermanfaat sebagai desinfektan, pencegah hama, obat penyembuh luka, dan lain sebagainya.
Eko-enzim Hasil Fermentasi Sampah Organik
Eko-enzim adalah enzim hasil fermentasi sampah organik. Menurut Dosen Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Ervin Nurhayati, eko-enzim menjadi katalisator yang dapat mempercepat reaksi biokimia dalam air, seperti dilansir dari situs resmi ITS pada Selasa (8/7).
Eko-enzim juga dapat meningkatkan kualitas air dengan membantu mikroba air saat proses degradasi. Bahan ini pun mampu menghilangkan bau tidak sedap pada air.
Eko-enzim terdiri atas beberapa enzim, di antaranya enzim lipase untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol, kemudian enzim amilase untuk mengurai karbohidrat menjadi gula yang lebih sederhana.
Ervin menilai, eko-enzim jadi solusi tepat untuk lingkungan sekitar. Selain dapat memiliki manfaat bagi lingkungan, pemanfaatan sampah organik untuk produksi eko-enzim juga dapat mengurangi tumpukan sampah dapur.
Pemanfaatan eko-enzim untuk meningkatkan kualitas air juga telah dilakukan banyak lokasi. Misalnya, di Air Terjun Jembong (Buleleng, Bali), pengolahan limbah cair di Desa Bener (Cilacap, Jawa Tengah), hingga saluran air di kawasan Pasar Besar Madiun.