Mapbiomas: Perluasan Lahan Perkebunan Sawit Jadi yang Termasif dalam 3 Dekade

Unsplah
Ilustrasi perkebunan kelapa sawit.
26/8/2025, 14.43 WIB

Data terbaru dari platform pemetaan digital Mapbiomas Indonesia menunjukkan perkebunan kelapa sawit mengalami ekspansi paling masif dibandingkan jenis penggunaan lahan lainnya di Indonesia selama 35 tahun terakhir.

Dari data tersebut, luas lahan sawit melonjak drastis dari hanya 1 juta hektare pada tahun 1990 menjadi 17,5 juta hektare pada 2024. Ini berarti terjadi kenaikan sebesar 1.270%, menjadikan sawit sebagai kelas penggunaan lahan yang paling cepat dan luas ekspansinya di Indonesia dalam tiga dekade terakhir.

“Jika kita lihat dari sawit, sawit menjadi satu kelas yang sangat cepat dan masif pertambahannya dalam 35 tahun terakhir. dari 1 juta hektar di tahun 90 menambah saat ini sudah bertambah 17,5 juta hektar atau naik 1.270%,” ujar Dedy Sukmara, Peneliti Auriga Nusantara, di Jakarta, Selasa (26/8).

Setelah sawit, kebun kayu menempati posisi kedua dalam ekspansi penggunaan lahan, dengan luas mencapai 2,3 juta hektare. Di sisi lain, tambang dan permukiman juga menunjukkan pertumbuhan yang sangat tinggi, meskipun luasnya tidak sebesar sawit.

“Secara persentase, pertambahan wilayah tambang dan pemukiman bahkan lebih tinggi, mencapai 989% sejak 1990,” jelas Dedy.

Lahan Pertanian di Luar Sawit Turun Signifikan

Saat beberapa sektor mengalami ekspansi besar, lahan pertanian selain sawit justru menyusut signifikan. Mapbiomas mencatat lahan pertanian di luar komoditas sawit kehilangan 3,7 juta hektare, atau turun sekitar 16,5% sejak 1990. Ini menunjukkan adanya pergeseran besar dalam orientasi penggunaan lahan pertanian di Indonesia.

Lebih lanjut, Dedy mengungkapkan, jika dilihat berdasarkan wilayah, Sumatera dan Kalimantan menjadi dua pulau dengan penurunan wilayah alami terbesar.

Di sisi lain, Jawa kehilangan sekitar 4% wilayah alaminya dalam tiga dekade terakhir. Yang menarik, Bali dan Nusa Tenggara justru menunjukkan peningkatan tutupan alami, meski skalanya belum sebesar wilayah lain.

“Papua kehilangan sekitar 0,6% dan Maluku 2,2%. Tapi yang paling drastis tentu di Sumatera dan Kalimantan, karena di situlah ekspansi sawit dan tambang sangat masif,” jelas Dedy.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Nuzulia Nur Rahmah