Pengusaha Taiwan Ubah Serat Gedebog Pisang Jadi Tekstil

Katadata/AI
Pengusaha Taiwan, Nelson Yang, mengubah tanaman pisang yang sederhana menjadi tekstil berkelanjutan.
Penulis: Hari Widowati
19/9/2025, 10.00 WIB

Pengusaha Taiwan, Nelson Yang, mengubah tanaman pisang yang sederhana menjadi tekstil berkelanjutan. Taiwan kini menjadi produsen semikonduktor canggih yang dominan di dunia, tetapi tanaman pisang yang pernah menjadi sumber kebanggaan negara itu masih banyak ditanam di pulau tersebut.

Farm to Material, perusahaan milik Nelson yang berkantor pusat di wilayah pedesaan Changhua bagian tengah, mengubah serat pohon atau gedebog pisang menjadi tekstil. Nelson berharap suatu hari nanti perusahaannya akan memasok tekstil dari serat alami itu untuk produsen merek-merek sneakers global.

"Pada tahun 2008, produsen sneakers Eropa mengatakan kepada kami bahwa mereka berharap menemukan cara agar makanan dan bahan dapat diproduksi secara paralel, yang berarti makanan dan bahan dihasilkan dari lahan yang sama," kata Nelson kepada Reuters.

Jadi, Nelson mencoba bekerja berdasarkan konsep itu. "Apa yang kami lakukan sekarang adalah memastikan bahwa semua sumber bahan kami berasal dari makanan atau sisa makanan dari pertanian atau industri makanan. Kami kemudian mengubah sisa makanan tersebut menjadi bahan yang dapat digunakan," tuturnya.

Di bawah pemerintahan kolonial Jepang dari tahun 1895-1945, Taiwan terkenal dengan buah-buahannya, terutama nanas dan pisang. Pada tahun 1960-an, pulau ini menjuluki dirinya "kerajaan pisang" untuk meningkatkan ekspor, yang kini telah lama dilampaui oleh industri teknologi.

Serat Pohon Pisang Lebih Baik daripada Kapas

Perusahaan Nelson mengambil bagian tengah dari tanaman pisang, yang dikenal sebagai batang semu dan biasanya dibuang di ladang setelah panen. Batang itu kemudian dihancurkan dan dikeringkan untuk menghasilkan serat yang dapat dibuat menjadi pakaian.

Sebagian serat diubah menjadi benang yang dapat dicampur dengan kapas untuk kaus kaki dan dapat diubah menjadi kulit vegan. Bisnis ini masih dalam tahap awal tanpa pesanan dari perusahaan pakaian.

"Serat pisang sebenarnya berkinerja lebih baik daripada kapas biasa dalam hal konsumsi air, daya serap, dan stabilitas pasokan, sehingga sangat menjanjikan untuk aplikasi di masa depan," kata Charlotte Chiang, Direktur Departemen Inovasi dan Desain Berkelanjutan di Federasi Tekstil Taiwan.

Ia menambahkan serat dari batang pohon pisang itu bisa menjadi sorotan baru bagi Taiwan di bidang serat biomassa dalam industri tekstil.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.