Menhut: Multiusaha Kehutanan Bakal Ciptakan 240 Ribu Lapangan Kerja Hijau
Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengungkapkan konsep multiusaha kehutanan menjadi langkah strategis pemerintah dalam mentransformasi pengelolaan hutan Indonesia dari sekadar penghasil kayu menjadi pusat ekonomi hijau yang berkelanjutan.
Melalui kebijakan ini, dia memproyeksikan sektor kehutanan mampu membuka lebih dari 240 ribu lapangan kerja baru dan memperkuat ekonomi masyarakat pedesaan.
“Hutan bukan sekadar pohon. Ia adalah sumber kehidupan penyedia pangan, energi, dan air yang menopang masa depan bangsa,” ujar Raja Juli dalam acara Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2025, di Jakarta International Convention Center, Jumat (10/10).
Raja Juli menjelaskan, multiusaha kehutanan memungkinkan para pemegang izin tidak hanya mengandalkan hasil kayu, tetapi juga mengembangkan potensi lain seperti madu, rotan, getah, tanaman obat, hingga jasa lingkungan seperti kredit karbon.
Selain menciptakan lapangan kerja, kebijakan ini juga mendukung pengembangan energi terbarukan nasional.
Di samping itu ia mengatakan pemerintah kini tengah berfokus pada bioenergi, terutama bioetanol berbasis aren, yang memiliki potensi produksi hingga 24 juta kiloliter.
Langkah ini diyakini dapat mengurangi impor bahan bakar hingga 50% dan mempercepat transisi menuju energi hijau.
Raja Juli juga juga mengatakan pihaknya telah memberikan akses pengelolaan lahan hutan seluas 8,3 juta hektare kepada 1,4 juta rumah tangga dan menciptakan 5,6 juta lapangan kerja hijau atau green jobs.
Melalui kerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ia mengatakan pemerintah mendorong agar kehutanan sosial semakin bankable dengan menyediakan akses terhadap pembiayaan dan integrasi ke dalam taksonomi hijau nasional.
“Bersama OJK, pemerintah berupaya membuat kehutanan sosial lebih layak secara sosial, lebih layak secara finansial dengan membuka kredit usaha. Kehutanan sosial kini terintegrasi ke dalam taksonomi hijau, sehingga usaha berbasis masyarakat menjadi lebih bankable,” kata Raja Juli.
Ekonomi Karbon Hutan
Lebih lanjut, Raja Juli mengatakan Indonesia tengah mengembangkan nilai ekonomi karbon dari hutan sebagai sumber pertumbuhan hijau baru.
Melalui tata kelola yang transparan dan reformasi regulasi, Indonesia membuka peluang bagi solusi berbasis alam, baik untuk pengurangan maupun penyerapan karbon melalui reboisasi, penghijauan, dan konservasi.
Raja Juli menyebut, Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan target nasional untuk menanam kembali 10 juta hektare lahan kritis dan terdegradasi. Upaya ini menjadi strategi Indonesia memperkuat kapasitas penyerapan karbon agar Indonesia menjadi pusat pengembangan pasar karbon berkelanjutan dunia.
“Langkah ini tidak bisa dicapai sendiri. Dibutuhkan kolaborasi antara sektor swasta, lembaga keuangan, masyarakat sipil, dan komunitas lokal,” tutur Raja Juli.
Ia menambahkan, pemerintah berkomitmen membangun ekosistem pasar karbon yang kuat, inklusif, dan terhubung dengan standar global.
“Melalui langkah-langkah ini Indonesia akan berdiri sebagai pusat pengembangan pasar karbon berkelanjutan kelas dunia,” ujarnya.