Tim Peneliti Temukan Mikroplastik pada Kerang di Lautan Yunani
Pariwisata yang berlebihan (overtourism) dan lalu lintas maritim yang padat di Laut Mediterania berkontribusi pada peningkatan polusi di perairan biru Yunani. Para ilmuwan Yunani menempatkan ribuan kerang di dasar laut untuk membantu mendeteksi mikroplastik.
Kerang, organisme pemakan filter yang menyerap berbagai kontaminan ke dalam jaringan tubuhnya termasuk mikroplastik yang tak terlihat, telah digunakan secara global selama puluhan tahun sebagai indikator polusi laut.
Para peneliti di Pusat Penelitian Maritim Yunani (HCMR) telah menggunakan metode ini di Yunani. Pantai-pantai yang masih alami dan laut yang jernih di Yunani menarik jutaan wisatawan setiap tahun.
Pada Mei 2025, tim peneliti HCMR menenggelamkan keramba kerang di berbagai kedalaman dan lokasi di seluruh Yunani, mulai dari pelabuhan yang ramai hingga pulau-pulau terpencil. Mereka mengambilnya kembali pada September lalu untuk menganalisis partikel-partikel yang terkumpul oleh kerang. Untuk menguji air permukaan, mereka menggunakan perangkat jaring apung.
“Sungguh mengherankan bahwa dalam jarak dua kilometer saja, kita bisa mengumpulkan semua mikroplastik kecil ini,” kata Oseanografer Argyro Adamopoulou dari laboratorium HCMR, seperti dikutip Reuters. Ia merujuk pada sampel yang dikumpulkan dari jaring yang menyaring air.
Para ilmuwan menyebut Laut Mediterania, sebuah cekungan semi-tertutup, menjadi titik panas bagi mikroplastik.
Sebagian Besar Mikroplastik Berasal dari Plastik Sekali Pakai
Partikel yang ditemukan di Yunani bervariasi bentuknya, mulai dari fragmen, film, serat mikro, hingga pelet. "Sebagian besar berwarna biru atau transparan, menunjukkan partikel tersebut berasal dari plastik sekali pakai, seperti kantong sampah dan botol air," kata Nikoletta Digka, ahli biologi dari HCMR.
Partikel-partikel ini terurai seiring waktu akibat gelombang, arus, dan paparan sinar matahari, sehingga semakin sulit dideteksi. Digka menyebut konsentrasi mikroplastik ini belum cukup tinggi untuk membahayakan manusia. Namun, mikroplastik ditemukan pada setiap spesies yang dianalisis oleh tim HCMR.
“Rata-rata, kami menemukan satu atau dua mikroplastik per populasi yang kami analisis,” kata Digka.
Ia memperingatkan, tanpa tindakan konkret, fragmentasi yang terus berlanjut akan meningkatkan jumlah mikroplastik yang dikonsumsi oleh organisme laut, sehingga meningkatkan risiko bagi kesehatan manusia.