Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Dengan cara tersebut, pemerintah berharap bisa mencapai target bauran energi sebesar 23% pada 2025.
Sesuai Rencana Umum Energi Nasional, kapasitas terpasang PLTS hingga 2025 ditargetkan mencapai 6.500 Megawatt (MW). Sedangkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PLN, kapasitas PLTS terpasang ditargetkan hanya 1.008,4 MW. Ini artinya, ada selisih kapasitas yang harus ditambal yaitu sebesar 5.491,6 MW.
"Dengan sinergi BUMN, gap itu bisa tertutupi," ujar Direktur Jenderal EBTKE F.X Sutijastoto di Jakarta, Rabu (24/7). Beberapa BUMN yang telah berkomitmen untuk bersinergi mengembangkan PLTS yaitu Len Industri, Bukit Asam, dan Pertamina.
Direktur Utama Len Industri Zakky Gamal Yasin mengatakan, perusahaannya berkomitmen untuk mengembangkan panel surya atap. Pihaknya sudah melakukan rapat bersama dengan Kementerian BUMN untuk menghasilkan keputusan terkait peta jalan pengembangan PLTS.
(Baca: Len Industri Targetkan Jual Panel Surya Atap Rp 500 Miliar Tahun Ini)
"Sebagai BUMN pelopor industri PLTS di Indonesia, kami mendukung komitmen bersama ini dengan menyediakan LenSOLAR yang merupakan Rooftop PV," kata dia.
Untuk mendukung pengembangan ini, pemerintah pusat telah mempermudah perizinan lewat sistem perijinan online di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Di sisi lain, di daerah, Pemerintah Provinsi Bali menerbitkan peraturan yang mewajibkan pemasangan PLTS di bangunan komersial, perumahan, dan rumah masyarakat, dengan minimum 25-50% dari luasan atap.
(Baca: Regulasi Jadi Penghambat Investasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya)
Pemprov Bali juga mengembangkan green atau smart commercial building, membangun PLTS di lahan pertanian dan perikanan, serta mengembangkan ecotourism serta smart city. Seluruh upaya tersebut dilakukan untuk mendorong bauran energi.