PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyatakan akan ada tambahan pembangkit listrik yang beroperasi secara komersial sebesar 736 Megawat (MW) tahun ini. Tambahan ini berasal dari pembangkit bertenaga air (PLTA), angin (PLTB), panas bumi (PLTP), pembangkit biogas/biomassa (PLTBG/M), dan tenaga surya (PLTS).
Beberapa pembangkit yang memiliki kapasitas besar diantaranya, PLTA Poso (Sulawesi Tengah) yang memiliki kapasitas 60 MW, PLTA Jatigede, Sumedang (Jawa Barat) sebesar 110 MW, dan PLTA Rajamandala di Bandung (Jawa Barat) dengan kapasitas 47 MW.
(Baca: Konstruksi PLTA Jatigede Selesai 90%, Siap Beroperasi Tahun Ini)
Kemudian, PLTB Janeponto di Sulawesi Selatan dengan kapasitas 72 MW, PLTP Sorik Merapi di Sumatera Utara berkapasitas 45 MW. PLTP Muara Laboh di Sumatera Barat sebesar 80 MW, serta PLTP Mulut Balai di Muara Enim, Sumatera Selatan dengan kapasitas 55 MW.
Tambahan pembangkit listrik yang beroperasi tahun ini dua kali lebih besar dari tahun lalu yang hanya 328 MW. Salah satu pembangkit yang mulai beroperasi tahun lalu adalah pembangkit tenaga angin pertama di Indonesia, yaitu PLTB Sidrap di Sulawesi Selatan yang berkapasitas 75 MW.
Secara keseluruhan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan saat ini telah mencapai 6.711,2 MW. Total kapasitas pembangkit ramah lingkungan ini masih rendah, hanya 11,76% dalam bauran energi nasional. (Baca: 4 Penyebab Pelaku Usaha Energi Terbarukan Sulit Dapat Pendanaan)
Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN Made Suprateka mengatakan penambahan kapasitas tersebut bisa membantu dalam mencapai target bauran energi sebesar 23% di 2025. "Kami yakin jumlah diatas akan terus meningkat, sehingga bisa mencapai bauran energi 25% di 2025," kata Made, di Jakarta, Rabu (13/2).