PT Geo Dipa Energi (Persero) berencana melakukan pemboran 10 sumur di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Patuha, Bandung, Jawa Barat, pada 2020. Tujuannya untuk mengotimalkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Patuha unit 2.
Direktur Utama Geo Dipa Riki Ibrahim menyatakan pengeboran sumur mengikuti harga listrik pada tahun depan. "Penambahan sumur akan dilakukan apabila harga listrik proyek itu masuk keekonomiannya," kata dia, kepada Katadata.co.id, Jumat (25/1).
Meski begitu, Riki belum memastikan dana investasi yang akan dikeluarkan untuk penambahan sumur tersebut, karena harus melakukan studi kelayakan (feasibility study) terlebih dulu. Namun, dipastikan 10 sumur tersebut bisa memproduksi 80 megawatt (MW) hingga 30 tahun.
Sementara itu, untuk tahun ini perseroannya akan melakukan pengerjaan ulang (work over) dengan menggunakan rig pada dua sumur di Patuha. "Tahun ini workover pakai rig," kata dia.
Sebelumnya, Geo Dipa telah mengembangkan PLTP Patuha unit 1 dengan kapasitas 60 MW pada 2014. Lalu, untuk mengembangan PLTP Patuha, perusahaan tersebut telah membangun PLTP unit 2 dan 3, dengan masing-masing kapasitas 55 MW.
Sedangkan, total potensi energi panas bumi yang bisa dihasilkan di area tersebut mencapai 400 MW. Proyek ini terletak di sekitar Gunung Patuha di Jawa Barat yang berada sekitar 40 km di sebelah selatan kota Bandung.
(Baca: Potensi Energi Terbarukan Indonesia, Kedua Tertinggi di Dunia)
Sementara itu, Geo Dipa juga mengembangkan proyek PLTP di Dieng, Jawa Tengah, dengan total potensi panas bumi diperkirakan sebesar 400 MW. Selain itu, PLTP Candradimuka, Banjarnegara, Jawa Tengah, diperkirakan Candradimuka bisa menghasilkan listrik sbeesar 80 MW.